Page 3 - Gunung Tangkuban Parahu
P. 3
Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat sebuah telaga dan sebuah
perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu
sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung
Tangkuban Parahu.
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus
oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda
keaktifan gunung ini. Di antara tanda aktivitas gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan
sumber-sumber air panas di kaki gunungnya, di antaranya adalah di kawasan Ciater, Subang.
Gunung Tangkuban Parahu pernah mengalami letusan kecil pada tahun 2006, yang menyebabkan
3 orang luka ringan.
Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan
gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga besar yang kini merupakan
kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan
ketinggian kurang lebih 709 m di atas permukaan laut merupakan sisa dari danau besar yang
terbentuk dari pembendungan Ci Tarum oleh letusan gunung api purba yang dikenal
sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba
yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan
kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita
masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung
Sunda Purba terhadap peristiwa pada saat itu.
Legenda Tangkuban Perahu
Dahulu kala di tanah Pasundan, Jawa Barat, ada seorang dewi surgawi yang cantik jelita.
Namanya Dayang Sumbi. Dia tinggal di sebuah gubuk di hutan bersama anjing setianya,
Tumang.
Suatu hari, saat menenun kain, dia kehilangan salah satu alatnya. Bosan mencari kemana-
mana, Dayang Sumbi berkata pada dirinya sendiri, “Barangsiapa bisa menemukan alat
yang hilang dan mengembalikannya kepadaku, jika dia laki-laki, aku akan menjadikannya
seorang suami dan jika dia perempuan, aku akan menjadikannya besar. saudara "
Yang mengejutkan, Tumang menemukan alat dan mengembalikannya kepadanya. Mau
tidak mau, Dayang Sumbi harus memenuhi janjinya sendiri untuk menikahi Tumang, yang
dulunya pernah dikutuk oleh penyihir jahat menjadi seekor anjing.
Secara kebetulan Dayang Sumbi melahirkan seorang bayi laki-laki dan menamakannya
Sangkuriang. Sangkuriang tumbuh menjadi remaja sehat yang suka berburu binatang di
hutan. Dayang Sumbi tidak pernah memberi tahu Sangkuriang bahwa Tumang adalah
ayahnya. Suatu hari, Sangkuriang dan Tumang sedang berburu rusa di hutan. Segera
mereka bertemu dengan babi hutan. Sangkuriang bertanya-tanya, "Mengapa tidak ada rusa
hari ini? Tapi, saya pikir babi hutan tidak akan membuat perbedaan." Sangkuriang berteriak
Tumang, "Pergi dan lawan babi hutan. Bunuh saja untukku!"
Anehnya, Tumang tidak membunuh babi hutan karena babi hutan tersebut adalah ibu
Dayang Sumbi. Babi itu pergi dengan selamat. Ini membuat Sangkuriang sangat marah, dia