Page 35 - VETNESIA Agustus 2019
P. 35

CERBUNG



                                                                        Apakah kamu tahu bahwa hal­
                                                                            hal yang buruk pun bisa
                                                                            berakhir baik. Demikian
          Suatu sore di Stasiun Manggarai,                                   sebaliknya, hal yang baik
          pada peron yang sesak manusia­
          manusia lelah fisik dan mental              good day               pun dapat berakhir buruk.
          dan bisingnya pengumuman di
          pengeras suara yang sulit                  is every day,
          didengar. Aku membayangkan                always comes
          si mbak pembaca pengumuman                                            HARI
          itu mungkin menempelkan                 to good persons
          mulutnya sedemikian rupa                     without
          pada mikrofon, sehingga bahkan             permission
          bunyi ludahnya saat tertelan                                          BAIK
          terdengar dan bercampur suara                 @kromo 2019
          gesekan bibir pada mozaik kotak­
          kotak permukaan mikrofon. Aku
          bergidik geli.
          Wanita itu sudah berjalan di
          depanku setidaknya tiga kali. Hilir
          mudik tanpa jelas kereta mana      "Gak usah sok tahu, pergi sana!"
          yang ditunggunya. Matanya nanar    usirnya.
          menatap setiap kedatangan
          kereta. Sampai akhirnya dia berdiri   "Kalau orang loncat di sini, gak
          cukup jauh di ujung peron. Aku     bakal mati. Kereta yang masuk ke
          terus mengamati. Bukan karena      sini sudah ngerem dari 200 meter
          dia cukup cantik. Tapi ada sesuatu   sebelumnya. Paling mejret dikit
          pada tingkahnya yang menarik       trus cacat. Malah nyusahin semua
          mataku untuk tidak melepaskan      orang." Aku mengucapkan kalimat
          pandangan padanya. Dia             itu seolah­olah bukan bicara
          mematung di bibir peron,           kepadanya.
          rambutnya tersibak, dan aku bisa
          melihat jejak air mata pada        Wanita itu menatapku tajam. Aku
          pipinya. Dia memejamkan mata,      menggedikan bahu, dan membalik
          dan melangkah maju ke depan        tubuh. Sebelum melangkah pergi,    Oleh : Drh. Megawaty Iskandar
          peron. Kereta datang dari arah     kukatakan padanya, "Aku tahu
          utara, melaju semakin pelan        tempat mati yang baik, kamu akan
          memasuki stasiun.                  tercecer sampai sulit dikumpulkan,   asing. Kalaupun aku orang jahat,
                                             mungkin hanya bisa diidentifikasi   trus kamu diculik dan dibunuh, toh
          "Kamu mau mati?" ucapku tepat di   dengan uji DNA, kalau kamu mau     pada akhirnya kamu bakal mati
          samping wanita itu. Dia terhenyak   aku bisa tunjukkan," ucapku       juga," ucapku sambil tersenyum.
          dan menghentikan langkahnya        sambil menoleh lagi kepadanya.
          yang ragu­ragu. Kepalanya                                             Dia mengamatiku. "Di mana
          menoleh dan menatap dengan         Aku bisa melihat sinar ragu di     tempatnya? Kamu yakin aku akan
          kesal tepat ke arahku.             matanya. Tapi dia bergeming,       hancur? Tak ditemukan?"
                                             tetap berdiri di ujung peron.      tanyanya yang lebih mirip ratapan
          "Bukan urusanmu!" sahutnya         Sepertinya ajakanku tak            anak kucing pada induknya.
          ketus.                             digubrisnya. Maka aku
                                             menghentikan langkah, dan          Aku mencebik, "Kalau tak
          "Tentu saja bukan urusanku, tapi   melangkah mundur kembali           ditemukan, aku tak bisa pastikan.
          mati di sini bukan hal yang        menjejerinya.                      Mungkin ditemukan, tapi ya seperti
          elegan," jawabku sambil menelisik                                     kubilang tadi, kamu pasti hancur,"
          penampilan wanita itu. Tubuhnya    "Yakin gak mau ikut nih?" tanyaku   ucapku dengan ekspresi ngeri
          kurus kecil, bukan kurus kurang    lagi. Dia menatapku dengan mata    yang kubuat­buat.
          gizi, tapi mungil. Pakaian dan     curiga. Aku tertawa.
          sepatunya berwarna senada,                                            Wanita itu menatap. Mengangguk
          kutaksir bukan barang Mangga       "Untuk seseorang yang mau mati,    kecil dan berbisik, "Tunjukan
          Dua.                               kamu cukup meragukan. Kalau        padaku."
                                             memang niat mati, harusnya kamu
                                             tak perlu takut pada ajakan orang   (Bersambung...)



                                                                  Agustus  2019  |                        35
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40