Page 24 - VETNESIA EDISI 29
P. 24
RISET DAN KASUS
POTENSIAL EPITOP VIRUS
ASF DALAM MENSTIMULASI
RESPON IMUN
Oleh : Dr. med.vet. drh. Abdul Rahman
Penulis adalah Fungsional Medik Madya di Direktorat Kesehatan Hewan
Imunisasi dengan rekombinan live attenuated virus (LAV)
memberikan perlindungan terhadap virus tantang strain virus ASF
genotipe II yang beredar saat ini di Eropa dan Asia. Namun,
mekanisme molekuler dan imunologi munculnya imunitas ini belum
diketahui secara detail, baik respon imun bawaan dari antibodi
spesifik virus ASF maupun sel T CD8+. Respons selT CD8 + telah
terbukti memiliki produktivitas secara parsial yang dipicu oleh
vaksin DNA. Akan tetapi, protektifitas yang muncul masih terbatas
hanya tahan terhadap virus tantang homolog E75 (genotipe I) dan melakukan penelitian mengenai
tidak tahan terhadap virus tantang Georgia 2007/1. Hasil ini vaksin virus ASF yang efektif dan
merupakan kendala serius mengingat kompleksitas kandungan protektif agar dapat
protein dari virus ASF yang berjumlah 150 protein, sehingga meningkatkan pengendalian dan
diperlukan metoda untuk mengidentifikasi antigen spesifik dan pemberantasan penyakit ASF di
determinasi gen pemicu respon protektif. O’Donnell V., et al. 2015 masa depan. Saat ini Live
melakukan penelitian mengenai vaksin rekombinan ASF yang Attenuated Vaccine (LAV) sebagai
dilemahkan dari galur virus ASF Georgia (ASFVG). Virus pilihan vaksin yang paling
rekombinan ASFVGΔMGF efektif tahan terhadap virus tantang menjanjikan dalam jangka
ASFG secara intramuskular (i.m.). Perlindungan terhadap virus pendek, sedang vaksin subunit
ASFG efektif dalam 28 hari pasca vaksinasi.
sebagai alternatif jangka panjang
" terutama daerah bebas ASF yang
tidak bersedia menerapkan LAV di
lapangan. Telah diketahui bahwa
LAV memproduksi antibodi
protektif dan sel T CD8+, akan
tetapi informasi mengenai
peranan antigen imunogen masih
kurang. Sedang prototipe vaksin
subunit setelah diuji, hasilnya
kurang protektif. Protein struktural
p54, p30, p72, dan CD2v ini
diidentifikasi pada sistem
Eksplorasi keefektifan pada fibroblas autologous transfer pertahanan humoral dan tahan
identifikasi epitop protein virus dengan plasmid pengkode protein terhadap virus tantang ASF strain
ASF spesifik selT CD8 + dan virus ASF. Burmakina, G., et al. genotipe I, tetapi gagal atau tidak
protein virus ASF melalui SLA I 2019 telah melakukan penelitian bertahan pada perlindungan
(Swine Leukocyte Antigen) mengenai protein spesifik serotipe silang terhadap virus tantang ASF
diperlukan tiga strategi yang CD2v (EP402R) dan / atau lektin strain Georgia 2007/1 genotipe II.
berbeda. Deteksi epitop protein tipe C (EP153R) virus ASF Studi imunopresipitasi SLA I
virus ASF spesifik terhadap selT protektif terhadap infeksi ASF dilakukan pada ekstrak sel dari
melalui penilaian IFNγ ELISpot. homolog. Dalam penelitiannya PAM yang terinfeksi virus ASF
Metoda ini menggunakan sel telah berhasil mengidentifikasi BA71ΔCD2 hidup yang
mononuklear darah perifer (PBMC) enam daerah epitop CD2v dan dilemahkan dari isolat BA71. Hasil
sebagai sel efektor dari babi lektin tipe C spesifik selT melalui penelitian ini teridentifikasi lima
vaksinasi dengan vaksin uji IFNγ ELISpot dan PBMC dari epitop dari 137 peptida virus ASF
BA71ΔCD2 dan bertahan dari hewan yang kebal ASF. Hasilnya spesifik selT. Hasil identifikasi
infeksi virus ASF strain Georgia menunjukkan respon seluler tersebut ditunjukkan pada tabel 1.
2007/1. Uji ELISpot ini terhadap protein tersebut dan
menggunakan tiga strategi, yaitu: protektif terhadap infeksi virus Infeksi virus secara umum
(i) peptida sintetis diproyeksikan ASF. biasanya berkaitan dengan
pada in silico; (ii) peptida sintesis respon induk semang (host)
secara imuno peptidomik; atau (iii) Camos, L.B. et al. 2021 terhadap peptida imunogenik.
Mei 2021 24