Page 11 - FISDA BAB 5
P. 11

5.3  Jenis-jenis  Tumbukan
                    Jika ada dua benda yang bertumbukan dan tidak ada gaya luar yang
            bekerja  pada  benda-benda,  maka  berlaku  hukum  kekekalan  momentum.
            Akan tetapi energi kinetik totalnya biasanya berubah. Hal ini akibat adanya
            perubahan  energi  kinetik  menjadi  bentuk  kalor  dan  atau  bunyi  pada  saat
            tumbukan. Jenis tumbukan ini disebut tumbukan tidak lenting sebagian. Bila
            setelah tumbukan kedua benda bergabung,  disebut tumbukan tidak lenting
            sempurna. Ada juga tumbukan dengan energi kinetik total tetap. Tumbukan
            jenis ini disebut tumbukan lenting (sempurna). Jadi secara garis besar jenis-
            jenis tumbukan dapat diklasifikasikan ke dalam:
              5.3.1  Tumbukan Lenting (Sempurna)

                    Pada tumbukan lenting sempurna berlaku:
                    -  Hukum kekekalan momentum
                    -  Hukum kekekalan Energi Kinetik

                    Bila kita uraikan dari kedua syarat:
                    -  Hukum kekekalan momentum

                           m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’
                           m1v1 – m1v1’ = m2v2’ – m2v2
                           m1(v1 – v1’)  = m2(v2’ – v2)                 (*)

                    -  Hukum kekekalan energi kinetik
                            1          1           1          1
                                     2  +        2  =         ′2  +        ′2
                            2   1 1    2   2 2     2  1 1     2   2 2

                                              ’ 2
                                                      2
                                     ’ 2
                            2
                        m1v1  − m1v1 = m2v2 – m2v2
                                   2
                                                   2
                                              2
                             2
                       m1(v  1   – v ’ )  = m (v ’  – v  )
                                         2  2
                                                  2
                                 1

                       m1(v1 + v1’)(v1 – v1’) = m2(v2’ + v2)(v2’ – v2)       (**)

                    bila persamaan (**) dibagi  dengan persamaan (*) diperoleh :
                           (v1 + v1’) = (v2’ + v2)  atau  (v2 – v1) = -(v2’ – v1’)
             FISIKA DASAR                                                          123
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16