Page 13 - PPKn Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman Masyarakat Multikultur
P. 13
dasar kesetiaan (cross-cutting) kepemilikan nilai-nilai bersama dan perimbangan
kekuasaan (Peh, 1985: 77-79). Kedua; dalam masyarakat majemuk dikaitkan dengan
relasi antar ras/etnik, bahwa masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri
dari berbagai kelompok ras/etnik yang berada dalam satu sistem pemerintahan, oleh
karena itu sering mengalami konflik dan paksaan (Garna, 2003: 164-165).
Implikasi dari adanya masyarakat majemuk tersebut menurut Smith (1965) juga
memiliki berbagai kelompok budaya yang beragam. Masyarakat yang memiliki
budaya beragam ini maka terminologi multikulturalisme sering didiskusikan baik
sebagai respons menghadapi tantangan realitas sosial itu, maupun sebagai
pengakuan atas diversitas budaya majemuk tersebut. Multikulturalisme dalam
perkembangannya sebagai suatu sikap, praktik sosial, dan kebijakan pemerintah,
yang sekarang ini telah meluas ke arah suatu keyakinan atau kebijakan politik
pemerintah semacam ‘ideologi’ dalam pengembangan kebudayaan menciptakan
masyarakat yang sehat. Berry, Poortinga, dan Segall (1998: 577-580) dalam
karyanya Cross-cultural psychology: Research and applications, menyebutnya
multikulturalisme pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan suatu konteks
sosiopolitik yang memungkinkan individu dapat mengembangkan identitas yang
sehat dan secara timbal-balik mengembangkan sikapsikap positip antar kelompok.
Kata kunci dalam multikulturalisme tersebut, yakni pengakuan adanya
perbedaan dan penghargaan, dua kata yang selama ini sering dikontraskan. Karena
itu dalam pendekatan multikulturalisme tidak sesungguhnya berlandaskan pada
pemilikan yang mengisaratkan pada memiliki atau dimiliki budaya tertentu, tetapi
berlandaskan pada kesadaran untuk menghargai dan menghormati yang mampu
bernegosiasi tentang rumusan-rumusan realitas yang ada. “Ia tak seutuhnya
merupakan bagian ataupun sama sekali terpisah dari budayanya, alih-alih ia berada
di perbatasan” (Adler, 1982: 389). Keanekaragaman budaya bukan faktor penentu
pemecah-belah bangsa, melainkan diharapkan mampu menjadi “bumbu kehidupan”
bagi perekat bangsabangsa di dunia.
Elemen-elemen multikulturalisme, menurut Blum (2001:19) mencakup tiga sub-
nilai sebagai berikut; (a) menegaskan identitas kultural seseorang, mempelajari dan
menilai warisan budaya seseorang, (b) menghormati dan berkeinginan untuk
memahami dan belajar tentang etnik / kebudayaan-kebudayaan selain
kebudayaannya; (c) menilai dan merasa senang dengan perbedaan kebudayaan itu
sendiri; yaitu memandang keberadaan dari kelompok-kelompok budaya yang
berbeda dalam masyarakat seseorang sebagai kebaikan yang positif untuk dihargai
dan dipelihara.
3. Pentingnya Nasionalisme
Kata nasionalisme mungkin sudah sering kita dengar dan sudah tidak asing lagi
di telinga kita, tetapi apakah anda sudah memahami makna dari nasionalisme itu sendiri
dan juga apakah anda termasuk warga Indonesia yang memiliki nasionalisme tinggi.
Salah satu peristiwa mengenai nasionalisme adalah sebagai berikut.
10
Modul 5 KB 2 Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman Masyarakat Multikultur PPKn