Page 13 - Microsoft Word - KELOMPOK 3 MAKALAH SISTEM AKUNTANSI
P. 13

9









                  2.4 Penyusunan Kode dan Struktur Rekening Buku Besar


                           Kode adalah suatu kerangka (framework) yang menggunakan angka atau huruf

                      atau  kombinasi  angka  dan  huruf  untuk  memberi  tanda  terhadap  klasifikasi  yang
                      sebelumnya  telah  dibuat.  Kode  ini  memudahkan  identifikasi  dan  pembedaan

                      elemen-elemen yang ada di dalam suatu klasifikasi.
                           Pengolahan  data  akuntansi  sangat  tergantung  pada  penggunaan  kode  untuk

                      mencatat, mengklasifikasikan, menyimpan, dan mengambil data keuangan. Dalam
                      mencatat  transaksi  pembelian  bahan  baku  misalnya,  perusahaan  umumnya  tidak

                      hanya  menggunakan  nama-nama  rekening  persediaan  dan  Utang  Dagang,  namun

                      mencantumkan  pula  kode  rekening  persediaan  (012  Persediaan  Bahan  Baku  dan
                      100  Utang  Dagang)  untuk  memudahkan  pencatatan,  pengklasifikasian,

                      penyimpanan, dan pengambilan data akuntansi.
                           Penggunaan  kode  rekening  dan  bukan  nama  rekening  akan  mempercepat

                      pencarian rekening yang akan diisi dengan informasi dalam proses posting. Dalam

                      hal  tertentu,  penggunaan  kode  rekening  akan  mengurangi  pekerjaan  penulisan
                      identitas rekening.

                  2.4.1 Tujuan Kode
                             Dalam sistem pengolahan data akuntansi, kode memenuhi berbagai tujuan

                         berikut ini:

                         a.  Mengidentifikasi data akuntansi secara unik
                            Mengidentifikasi  Data  Akuntansi  secara  Unik.  Data  akuntansi  perlu  diberi

                            identifikasi  secara  unik  agar  dapat  dilakukan  pencatatan,  klasifikasi,
                            penyimpanan,  dan  pengambilan  data  tersebut  dengan  benar.  Jika  misalnya

                            perusahaan  memiliki  300  debitur,  nama  debitur  bukanlah  alat  identifikasi
                            yang  baik  untuk  mencari  transaksi  yang  bersangkutan  tiap  debitur  .  Hanya

                            dengan  kode  angka  misalnya,  masing-masing  debitur  menjadi  memiliki

                            identitas yang unik, yang menjadikan satu debitur berbeda dari debitur yang
                            lainnya.
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18