Page 15 - E-BOOK KEANEKARAGAMAN CAPUNG (ODONATA)
P. 15

BAGIAN ISI


                  1. Capung (Odonata)



                  a) Pengertian Capung

                         Capung  merupakan  salah  satu  jenis  serangga  yang  termasuk  kedalam

                  ordo  odonata,  yakni  kata  yang  berasal  dari  bahasa  Yunani  “odontos”  yang


                  berarti  gigi  (Samways,  2008).  Capung  adalah  serangga  predator,  baik  dalam

                  tahapan  nimfa  ataupun  dewasa.  Meskipun  sebagai  predator,  namun  capung

                  merupakan  serangga  yang  tidak  menggigit  dan  bersengat.  Capung  adalah

                  serangga  karnivor  (pemakan  hewan),  ia  memangsa  serangga-serangga  kecil

                  seperti lalat, kutu daun, wereng, dan kupu-kupu. Selain itu capung sering kali


                  terlihat  memangsa  capung  yang  sejenis  maupun  yang  berbeda  jenis,  salah

                  satunya capung Orthetrum sabina. Di kawasan persawahan Desa Pagar Gading

                  Kabupaten  Bengkulu  Selatan  capung  Orthetrum  sabina  pernah  memangsa

                  capung Copera marginipes dan Ischnura senegalensis.



                  b) Struktur Morfologi Capung

                         Tubuh capung terdiri dari kepala, toraks (dada), abdomen (perut), dan

                  mempunyai enam tungkai (kaki) (Andrew dkk, 2008). Abdomennya terdiri dari

                  9  sampai  10  ruas,  dan  memiliki  mata  majemuk.  Capung  juga  memiliki  dua


                  pasang sayap dengan venasi dan pterostigma yang mempunyai ciri khas bagi

                  tiap spesies (Sigit dkk, 2013).


                  c) Siklus Hidup Capung

                                Capung  merupakan  salah  satu  serangga  yang  mengalami


                  metamorfosis  tidak  sempurna  (hemimetabola).  Disebut  metamorfosis  tidak

                  sempurna karena capung hanya melalui tiga tahap perkembangan, yaitu telur,

                  nimfa, dan capung dewasa (Pamungkas, 2016). Waktu yang dibutuhkan pada
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20