Page 24 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 24

HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH



            Jepang dalam Pandangan Orang Indonesia

            Tak  pelak  lagi  bahwa  Jepanglah  yang  tepat  dinobatkan  sebagai  “Macan  Asia”
            pertama, karena kemampuannya bersaing dan bahkan mengalahkan negara Barat.
            Pasca  Perang  Dunia  I  (pertama),  bersama  Amerika  Serikat  dan  Inggris,  Jepang
            merupakan  tiga  kekuatan besar  dunia.  Kepulauan Pasifik  yang berada di  sekitar
            garis  khatulistiwa,  yang  terletak  di  wilayah  pengaruh  kekuasaan  Amerika  yakni
            Philipina dan Guam, semula dikuasai Jerman, kini menjadi wilayah yang diserahkan
            kepada  Jepang.  Menghadapi  fakta  tersebut,  Inggris  harus  memperkuat
            kepentingannya  di  China,  Singapura,  dan  Hongkong  bagi  pijakan  yang  kuat.
            Sementara  itu  untuk  mendapatkan  dukungan  Inggris,  maka  Amerika  Serikat  dan
            China  berupaya  mengurangi  kepentingan  Jepang  di  negerinya.  Dalam  konstelasi
            seperti itu intensifikasi konfrontasi antara Jepang dan Amerika Serikat tidak dapat
            dihindarkan.  Pada  1922,  Aliansi  Inggris-Jepang  dibatalkan  dan  pada  tahun  yang
            sama  Jepang  dengan  terpaksa  menandatangani  Washington  Naval Treaty,  diikuti
            London Naval Treaty pada 1930. Pada tahun 1931, terjadi insiden Manchuria, yang
            menyebabkan Jepang keluar dari Liga Bangsa-Bangsa pada 1933 .
                                                                1
                    Prototipe  orang  Indonesia  dalam  memandang  Jepang,  dalam  konteks
                                                                               2
            menggambarkan  kontak    sebelumnya,  sebagaimana  dikemukakan  Kanahele ,
            terdapat  nama  Gatot  Mangkupraja  dan  Mohammad  Hatta.  Setelah  mengunjungi
            Jepang pada akhir 1933, Gatot dikenal sebagai seorang penganut “Pan-Asianisme”
            Jepang   yang   menyokong   pergerakan   nasionalisme   Indonesia.   Dalam
            perkembangannya  Gatot  Mangkupraja  berperan  besar  dalam  pembentukan
            Tentara  Pembela  Tanah  Air  (PETA)  pada  tahun  1943.  Sedangkan  pendapatnya
            mengenai pandangan Hatta, Kanahele mengemukakan :

                    “mengingat  keyakinan  nasionalismenya  yang  mendalam,  paling  sedikit
                    dapat  dikatakan  bahwa  Hatta  tidak  mudah  dipengaruhi;  namun  ia
                    bukannya sama sekali tidak bersimpati terhadap Jepang pada waktu itu.
                    Meskipun  ia  dengan  tegas  menolak  kegiatan  imperialisnya,  ia  tidak
                    mengecam  tantangan  dinamis  Jepang  terhadap  rongrongan  dari  pihak
                    negara-negara  Barat.  Apakah  pada  waktu  ia  dapat  menggambarkan
                    Jepang  sebagai  penyokong  gerakan  nasionalis  Indonesia,  sangat  sukar
                                  3
                    untuk diketahui”.

            Akan  halnya  kutipan  Notosusanto  dari  Kanahele  terhadap  dua  pandangan  orang
            Indonesia itu, dikemukakan sebagai berikut  “dalam hal itu antara sikap Hatta dan
            sikap Gatot Mangkupraja terbentang sikap kebanyakan nasionalis Indonesia berada


                                                15
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29