Page 37 - Grafis Islam 05-Islam, Dialog Toleransi, Kebangsaan
P. 37
H. Agus Salim
H. Agus Salim lahir di Bukittinggi, Sumatera Selain menjadi tokoh SI, Agus Salim juga
Barat pada 8 Oktober 1884 dengan nama merupakan salah satu pendiri Jong Islamieten
Mashudul Haq. Karena ayahnya seorang Bond dan anggota Panitia Persiapan
jaksa, Agus Salim dapat belajar di sekolah Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ketika
Belanda. Dalam usia muda, dia telah Indonesia merdeka, ia diangkat menjadi
menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing; anggota Dewan Pertimbangan Agung.
Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Kepiawaiannya berdiplomasi membuat
Jepang, dan Jerman. Pada 1903 dia lulus dari ia dipercaya sebagai Menteri Muda Luar
HBS (Hogere Burger School) dengan predikat Negeri dalam Kabinet Syahrir I dan II serta
lulusan terbaik. menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet
Agus Salim menjadi penerjemah di konsulat Hatta. Sesudah pengakuan kedaulatan,
Belanda di kota Jedah, Arab Saudi antara Agus Salim ditunjuk sebagai penasihat
1906-1911. Di sana ia sekaligus memperdalam Menteri Luar Negeri. Sebagai diplomat Agus
ilmu agama Islam pada Syech Ahmad Salim dikenal dengan julukan The Grand Old
Khatib (imam Masjidil Haram), mempelajari Man, bentuk pengakuan atas prestasinya di
diplomasi dan jurnalistik. Sepulang dari bidang diplomasi. Agus Salim wafat pada 4
Jedah, Agus Salim mendirikan sekolah November 1954 dalam usia 70 tahun.
Literasi Nasional kemudian masuk dunia pergerakan nasional.
HIS (Hollandsche Inlandsche School), dan
Karier politik Agus Salim berawal di SI,
bersama H. O. S. Tjokroaminoto dan Abdul
posisi Tjokroaminoto sebagai ketua setelah
24 Muis pada 1915. Agus Salim menggantikan
pendiri SI itu meninggal dunia pada 1934.