Page 78 - Bibliografi Beranotasi Karya Tjipto Mangoenkoesoemo
P. 78

Tjipto Mangoenkoesoemo


                  “Adieu 1915, Welkom 1916 (vervolg van de Voorpost No. 3)”
                  De Voorpost, Thn. 1, No. 4, 22 Januari 1916, Hlm.1

                  De Voorpost: Solo

                  Perpustakaan Nasional Republik Indonesia




                  Tjipto  mengomentari  kembali  Sarikat  Islam,  terutama
                  mengenai redaktur Pamitran, Soekirno yang berseberangan
                  dengan  pimpinan  Sarikat  Islam  cabang  Jawa  Barat,
                  Goenawan. Goenawan disebutnya sebagai maling dan
                  bangsat karena telah menggelapkan uang. Dengan adanya
                  konflik di tubuh SI, Tjipto berpendapat masyarakat sudah
                  seharusnya melupakan SI. Kemudian, Tjipto menyinggung
                  Boedi Oetomo yang mengkonsepkan wajib militer di kalangan
                  orang Jawa. Tjipto mengkritik, apakah ini hanya akal­akalan
                  pemerintah  saja?  Di  mana  posisi  bumiputra  dalam  wajib
                  militer? Dwidjosewojo selaku pimpinan Boedi Oetomo yang
                  mengkampanyekan wajib militer, dikatakan hanya sebagai
                  kepanjangan  tangan  pemerintah.  Apalagi  ternyata,  secara
                  umum, organisasi Boedi Oetomo tidak sepenuhnya sejalan
                  dengan  Dwidjosewojo.  Menurutnya,  apa  yang  dilakukan
                  Dwidjosewojo adalah contoh bodoh penggunaan bumiputra
                  untuk kepentingan pemerintah kolonial.










       66   Bibliografi Beranotasi Karya
            Tjipto Mangoenkoesoemo
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83