Page 17 - modul isi X SEM 2
P. 17
Sel sperma atau spermatozoid merupakan hasil dari spermatogenesis. Sel
sperma berbentuk lonjong dan berukuran kecil dengan flagela pada bagian
posterior (ekor). Flagela berfungsi untuk pergerakan sperma menuju sel telur saat
fertilisasi. Pembentukan sel sperma terjadi pada organ testis hewan jantan. Di
dalam testis terdapat banyak saluran kecil yang disebut tubulus seminiferus. Pada
dinding dalam saluran inilah terjadi proses spermatogenesis. Perhatikan Gambar
dibawah ini.
Proses spermatogenesis pada tubulus semiferus testis
Pada tubulus seminiferus, terdapat sel-sel induk sperma atau
spermatogonium yang diploid. Untuk melangsungkan pembentukan sel sperma,
sel spermatogonium membelah secara mitosis dan menghasilkan spermatosit
primer. Setelah spermatosit primer terbentuk, pembelahan meiosis terjadi pada
sel tersebut. Sel spermatosit primer mengalami meiosis I. Terjadi reduksi
kromosom sehingga menghasilkan dua sel spermatosit sekunder yang haploid.
Dua sel spermatosit sekunder hasil meiosis I melakukan pembelahan meiosis II.
Dari dua sel spermatosit sekunder tersebut dihasilkan empat sel spermatid. Sel
spermatid yang terbentuk mengalami pematangan untuk menjadi sel sperma
yang fungsional. Pematangan meliputi pembentukan tudung yang menembus sel
telur dan pembentukan flagel. Pada manusia, proses spermatogenesis dari
spermatogonium hingga menjadi sperma matang memerlukan waktu sekitar 72
hari. Sperma yang telah matang dilepaskan menuju epididimis. Produksi sperma
pada manusia terjadi secara terus-menerus.
2. Oogenesis
Organ reproduksi hewan betina yang utama adalah ovarium. Pada organ
ini terjadi pembentukan sel telur atau oogenesis . Sel telur atau ovum
berkembang dari sel induk telur atau oogonium yang diploid, mirip
spermatogonium pada spermatogenesis. Namun, pada oogonium, proses