Page 52 - NEW DRAFT E-MODUL_Neat
P. 52
EKOSISTEM LAHAN BASAH E-MODUL
Faktor biotik seperti mikroba tanah yang bersifat aerob maupun anaerob yang berguna
untuk mendekomposisi bahan-bahan organik (lignin, selulosa, kitin, asam humik dan
lain-lain) menjadi mineral tanah (Munawar, 2016).
Berdasarkan bahan induknya, gambut dikelaskan (Buckman dan Brady, 1982)
yaitu:
1. Gambut endapan, Gambut endapan biasanya tertimbun di dalam air yang
relatif dalam. Karena itu umumnya terdapat jelas di profil bagian bawah.
Meskipun demikian, kadang-kadang tercampur dengan tipe gambut
lainnya jika lebih dekat dengan permukaan. Gambut ini berciri kompak
dan kenyal serta bewarna hijau tua jika masih dalam keadaan aslinya.
Kalau kering gambut ini menyerap air sangat lambat dan bertahan tetap
dalam keadaan sangat keras dan bergumpal. Gambut ini tidak
dikehendaki, karena sifat fisiknya yang tidak cocok untuk pertumbuhan
tanaman.
2. Gambut berserat; Gambut ini mempunyai kemampuan mengikat air tinggi
dan dapat menunjukan berbagai derajat dekomposisi. Gambut berserat
mungkin terdapat dipermukaan timbunan bahan organik yang belum
terdekomposisi, sebagian atau seluruhnya terdapat dalam profil bawah,
biasanya terlihat di atas endapan.
3. Gambut kayuan; Gambut kayuan biasanya terdapat dipermukaan
timbunan organik. Gambut ini bewarna coklat atau hitam jika basah,
sesuai dengan sifat humifikasinya. Kemampuan mengikat air rendah, oleh
karena itu gambut kayuan kurang sesuai digunakan untuk persemaian.
Menurut Darmawijaya (180) berdasarkan faktor pembentukannya, gambut
digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Gambut ombrogen, Gambut ombrogen terbentuk karena pengaruh curah
hujan yang tinggi, dengan air yang tergenang, tanpa perbedaan musim
yang mencolok dan pada daerah tropika yang lebat dengan curah hujan
lebih dari 3000 mm tiap tahun. Bersifat sangat masam dengan pH 3,0 –
4,5.
2. Gambut topogen; Gambut topogen terbentuk karena pengaruh topografi,
berasal dari tanaman paku-pakuan dan semak belukar dan mempunyai pH
yang relatif tinggi.
52