Page 88 - Grafis Islam 03-Kiaiku, Guruku, Jaringan Ulama
P. 88

Sikap perlawanan Pangeran Diponegoro mendapat
                                       dukungan dari rakyat Tegalrejo dan sahabat-
                                       sahabatnya maupun kaum bangsawan dan
                                       para ulama, seperti Kiai Mojo, Haji Mustopo, Haji
                                       Badaruddin, dan Alibasah Sentot Prawirodirjo,
                                       untuk berjihad melawan kesewenangan
                                       pemerintah Belanda, yang juga ikut campur dalam
                                       mengatur kebijakan dan peraturan pemerintahan
                                       Kesultanan Yogyakarta. Kebijakan-kebijakan yang
                                       turut diatur mencakup hal-hal sah atau tidaknya
                                       kedudukan seorang sultan harus mendapat
                                       persetujuan dari penjajah, berbagai jenis pajak
                                       kepada rakyat, sebagian penghasilan bangsawan
                                       diambil karena kehilangan hak atas tanahnya.
                                       Pihak Belanda juga menyingkirkan siapa pun
                                       pangeran dari kesultanan yang menentang dan
                                       tidak mau bekerja sama, termasuk Pangeran
                                       Diponegoro yang memberontak melawan kebijakan
                                       Kesultanan yang menguntungkan pihak Belanda.
                                       Perjuangan Pangeran Diponegoro dalam perang
                                       Jawa ini berakhir ketika Jenderal De Kock berhasil
                                       melumpuhkan pasukan dengan menangkapi para
                                       pejuang dan pengikut Diponegoro. Pelumpuhan
                                       pasukan Diponegro ini akhirnya membuat
                                       Pangeran Diponegoro yang sudah terdesak mau
                                       menerima perundingan dengan pemerintah
                                       kolonial, yang sebenarnya adalah siasat untuk
                                                                                                      BUKU   3     Kiaiku, Guruku, Jaringan Ulama
                                       menangkap Pangeran Diponegoro.
                                       Maka berakhirlah Perang Jawa pada 1830.
                                       Kemudian Pangeran Diponegoro dikirim ke Batavia
                                       lalu diasingkan ke Manado, Sulawesi Utara, dan
                                       akhirnya dipindah lagi ke Benteng Rotterdam di
                                       Makassar, Sulawesi Selatan, hingga akhir hayatnya.










                                                                                                    75
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93