Page 84 - Grafis Islam 03-Kiaiku, Guruku, Jaringan Ulama
P. 84
1821-1825
Kaum adat bekerja sama dengan Belanda
untuk mengalahkan kaum Padri. Perjanjian
dari kerjasama ini adalah kaum Adat dapat
memenangkan peperangan dengan kaum Padri.
Wilayah ekspansi Belanda hanya ke wilayah
Sumatera bagian tengah dan timur (Treaty of
Sumatera).
825-1830
Terjadi genjatan senjata yang dilakukan Belanda
karena pecahnya perang Diponegoro di Jawa.
Belanda mengajak Tuanku Imam Bonjol pemimpin
Kaum Padri untuk berdamai dengan maklumat
Perjanjian Masang pada 15 November 1825.
1830-1837
Pemerintah Hindia Belanda mencoba kembali
menundukkan Kaum Padri karena ingin
menguasai penanaman kopi di kawasan
pedalaman Minangkabau (Darek).
Tuanku Imam Bonjol sebagai pemimpin Perang
Padri terus berusaha menyatukan pasukannya,
yaitu kaum Padri dan ulama, dengan melakukan
pendekatan dan merangkul kaum adat untuk
bekerjasama, bergerilya, bersatu dalam melawan
Belanda. Kerjasama dalam melawan Belanda
dilakukan dengan dasar adat Minangkabau dan
agama Islam dengan dasar Alquran.
Pertempuran yang berlangsung bertahun-tahun
mengakibatkan pasukan menjadi lemah dan
tercerai berai. Akhirnya Tuanku Imam Bonjol
menyetujui tawaran perjanjian dari Belanda yang BUKU 3 Kiaiku, Guruku, Jaringan Ulama
ternyata hanya jebakan untuk menangkapnya,
kemudian diasingkan hingga akhir hayatnya.
Tuanku Tambusai kemudian memimpin pasukan,
namun pada akhirnya kalah dan berakhirlah
Perang Padri dengan kemenangan di pihak
Belanda.
71