Page 11 - E-MODUL STEM GENETIKA
P. 11

3.  Haplodiploidi
                       Lebah  jantan  diketahui  berkembang  secara  partenogenesis  dari  telur  yang

               tidak dibuahi (arenokoti) dan oleh karena itu adalah haploid. Hewan-hewan betina
               (baik  lebah  pekerja  maupun  ratu)  berasal  dari  telur  yang  dibuahi  atau  haploid.
               Kromosom-kromosom seks tidak terlibat dalam mekanisme penentuan seks yang
               karakteristik untuk serangga ordo hymenoptera. Termasuk semut, lebah, tawon, dsb.

               Kuantitas  dan  kualitas  makanan  yang  tersedia  untuk  larva  diploid  menentukan
               apakan hewan betina itu akan menjadi lebah pekerja yang steril atau ratu yang fetil.
               Jadi di sisni lingkungan menentukan sterilitas atau fertilitas tetapi tidak mengubah

               kelamin yang telah ditentukan secara genetik.
                       Rasio kelamin keturunan adalah di bawah kendali ratu. Sebagian besar dari
               telur-telur  yang  diletakkan  dalam  sarang  sekks  (kelamin)  akan  dibuahi  dan
               berkembang menjadi hewan-hewan betina pekerja. Telur-telur yang dipilih ratu untuk

               tidak  dibuahi  (dari  persediaan  spermanya  dalam  reseptakel  seminal)  akan
               berkembang menjadi hewan-hewan jantan haploid yang fertil. Lebah jantan biasa
               hanya satu kali kawin selama hidupnya.


               4.  Pengaruh Gen Tunggal
               a.  Faktor-faktor Seks Komplementer
                       Sekurang-kurangnya dua anggoata serangga sejenis hymenoptera diketahui
               menghasilkan  hewan-hewan  jantan  dengan  homozigositas  pada  satu  lokus  gen

               tunggal  seperti  pada  haploidi.  Hal  ini  dikuatkan  pada  tawon  kecil  parasit  Bracon
               hebetor (sering disebut Habrobacon juglandis), dan akhir-akhir ini juga pada lebah.


               b.  Gen “Pengubah” pada Drosophila
                       Gen  resesif  (pra)  pada  kromosom  tiga  Drosophila,  homozigot  mengubah
               betina diploid menjadi jantan steril. Invudu-individu X / X pra/pra menyerupai jantan-
               jantan normal dalam morfologi eksternal dan internal dengan pengecualian bahwa

               ukuran  testes  sangat  direduksi.  Gen  ini  tidak  berpengaruh  pada  jantan-jantan
               normal. Adanya gen ini dapat banyak mengubah rasio seks. Keberartian berbagai
               gen ini terletak pada kenyataan bahwa mekanisme penentuan seks yang didasarkan

               pada  jumlah  gen  di  seluruh  genom  rupanya  dapat  diadakan  oleh  substansi  gen
               tunggal.

               c.  Tipe Perkawinan” pada Mikroorganisme

                       Pada  mikroorganisme  seperti  alga  Chlamydomonas,  jamur  Neurospora  dan
               Khamir, seks berada di bawah kendali gen tunggal. Individu-individu haploid yang
               mempunyai alelyang sama pada lokus “tipe perkawinan” ini biasanya tidak dapat






                                                            8
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16