Page 24 - Modul 6 Cerita Masyarakat Indonesia di Zaman Kolonialisme
P. 24
b. Kebijakan Pemerintah Militer Jepang
Pada saat kependudukannya di Indonesia, Jepang melakukan pembagian tiga
daerah pemerintahan militer di Indonesia, yakni:
1. Pemerintahan Angkatan Darat (Tentara XXV) untuk Sumatra, dengan
pusat di Bukittinggi.
2. Pemerintahan Angkatan Darat (Tentara XVI) untuk Jawa dan Madura
dengan pusat di Jakarta.
3. Pemerintahan Angkatan Laut (Armada Selatan II) untuk daerah
Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku dengan pusat di Makassar.
Adapun kebijakan pemerintah militer Jepang di Indonesia sebagai berikut:
1) Pembentukan Organisasi Sosial
Didirikan pada Maret 1942. Nama gerakan ini dijabarkan dari
semboyan Jepang waktu itu : “Nippon cahaya Asia, Nippon
pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia”.Organisasi ini
dibentuk untuk melancarkan propaganda. Untuk menarik
simpati, Pemimpin gerakan ini dipilih dari pribumi. Nyatanya
Jepang menganggap tidak efektif sehingga pada bulan
Desember 1942 di bubarkan.
Jepang mendirikan gerakan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) pada
tanggal 1 Maret 1943. Putera menggantikan Gerakan 3 A yang
dibubarkan. Gerakan Putera dipimpin tokoh-tokoh nasional
yang sering disebut Empat Serangkai, yaitu Soekarno,
Mohammad Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar
Dewantara. Tujuan Poetera adalah memusatkan segala
potensi rakyat Indonesia dalam membantu melawan Barat.
Pada tahun 1944, dibentuk Jawa Hokokai (Gerakan Kebaktian
Jawa). Gerakan ini berdiri di bawah pengawasan para pejabat
Jepang. Tujuan pokoknya adalah menggalang dukungan untuk
rela berkorban demi pemerintah Jepang dalam perang.. Dalam
organisasi ini Jepang membuka peluang untutk seluruh
golongngan masyarakat, termasuk etnis Tionghoa, Eropa, dan
Arab untuk bergabung.
16