Page 279 - Buku Pedoman Guru Novy Hermawati
P. 279

b. Lingkungan Sekolah
                          1)  Sekolah  harus  memberikan  pengawasan  baik  dari  oknum  guru,  petugas
                            kebersihan, tamu sekolah atau
                              sesama  anak  didik.  Sebab  kekerasan  seksual  sering  sekali  justru  terjadi  di
                            lingkungan sekolah.
                          2) Memberikan pendidikan seksual yang bermanfaat bagi anak-anak agar tidak
                            terjerumus dalam kegiatan
                              yang tidak terdidik.
                         3) Memberikan pendikan keagamaan.
                         4) Memberikan kemampuan untuk membela diri,



                        c. Pemerintah
                         1) Dengan membuat pengaturan yang sangat tegas guna memberikan pencegahan
                          dan  efek  jera,  dengan  memberlakukan  hukuman  yang  berat  dan  denda  yang
                          tinggi, hal ini dapat mewujudkan peranan hukum preventif dan represif.
                        2) Membuat sistem pendidikan yang ramah pada anak dan keselamatan anak guna
                          menjunjung tinggi hak-hak anak.

                        C. Pelecehan Seksual Terhadap Anak Menurut Hukum Positif Indonesia

                                Pelecehan  seksual  merupakan  istilah  dalam  masyarakat  untuk
                        menggambarkan  suatu  tindak  kekerasan  secara  seksual,  sedangkan  di  dalam
                        hukum  istilah  pelecehan  seksual  jarang  digunakan  karena  lebih  menggunakan
                        istilah  kekerasan  seksual  kecuali  dalam  Undang-Undang  Nomor  9  tahun  1999
                        tentang Hak Asasi Manusia yang menyebutkan adanya istilah pelecehan seksual.
                        Pelecehan  seksual  terhadap  anak  masuk  dalam  deretan  delik  kesusilaan,
                        sedangkan delik sendiri merupakan perbuatan yang dilarang oleh undang-undang
                        sedangkan  kesusilaan  adalah  mengenai  adat  kebiasaan  yang  baik  dalam
                        berhubungan  antara  berbagai  anggota  masyarakat  tetapi  khusus  yang  sedikit
                        banyaknya  mengenai  kelamin  (seksual)  seorang  manusia  kesusilaan  berbeda
                        dengan kesopanan karena  istilah kesopanan umumnya  mengenai adat kebiasaan
                        yang  baik  dan  tidak  terbatas  pada  kelamin  (seksual).Delik  kesusilaan  terhadap
                        anak-anak di dalam KUH Pidana akan di bedakan menjadi 2 yaitu :

                        a. Persetubuhan
                        1) Kejahatan ini termuat dalam Buku II Bab XIV KUH Pidana tentang Kejahatan
                        Terhadap Kesusilaan.
                            Kejahatan ini diartikan sebagai perbuatan pidana berkaitan dengan seksualitas
                        yang dapat dilakukan
                            terhadap laki-laki ataupun perempuan. Persetubuhan dibagi  menjadi  beberapa
                        macam yaitu :
                        2) Persetubuhan dengan paksaan diatur dalam Pasal 285 KUH Pidana
                        3) Persetubuhan tanpa paksaan diatur dalam 286 dan 287 KUH Pidana
                        4) Persetubuhan terhadap anak diatur dalam Pasal 287 KUH Pidana

                        b. Perbuatan Cabul

                             Cabul merupakan perbuatan yang menjurus ke arah perbuatan seksual atau
                        dapat berupa perkataan dan gambar yang mengarah pada seksual yang dilakukan
                        untuk meraih kepuasan diri di luar ikatan perkawinan. Perbuatan cabul pada anak
   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284