Page 26 - Buku Latihan TOAFL 2022
P. 26

26
















                                                       BAB III

                                                 Rumus-Rumus

                                        Menjawab Soal-Soal TOAFL


                         TOAFL merupakan tes untuk menguji kemampuan bahasa Arab dari berbagai sisi,
                  baik kemampuan membaca, mendengar, maupun menganalisis gramatikal Arab dan tata
                  bahasanya. Tentunya, untuk mengerjakannya membutuhkan kecakapan bahasa Arab yang
                  memadai.  Sebab,  kalau  tidak  memiliki  kemampuan  tersebut  maka  dapat  dipastikan

                  kemampuan  menganalisis  dan  mengerjakannya  tidak  akan  maksimal.  Oleh  karenanya,
                  sangat  dianjutkan,  sebelum  mengerjakan  TOAFL,  untuk  memahami  gramatikal  bahasa
                  Arab  dan  sering  ,  melatih  ketangkasan  berfikir  dengan  cara  membaca  teks-teks  bahasa
                  Arab. Sehingga anda bisa maksimal dan tidak menemui kesalahan dalam menjawab dan

                  menyelesaikan tes TOAFL.
                         Perlu  diketahui  bahwa  bahasa  Arab  memiliki  karakter  yang  “sangat  rumit”
                  dibanding dengan bahasa lainnya. Sehingga dalam mempelajarinya, Anda harus memiliki
                  kesabaran  dan  keuletan.  Selain  itu,  gur  u  yang  mengajarkannya  harus  benar-benar

                  memiliki kemampuan yang handal dalam penguasaan bahasa Arab. Seingga pembelajaran
                  bahasa Arab dapat berjalan dengan tanpa kendala.
                         Pada bab ini, akan dijelaskan secara singkat rumus-rumus penting yang harus anda
                  kuasai sebelum mengikuti tes TOAFL. Dengan memahami rumus-rumus ini, anda akan
                  mudah semua soal tes TOAFL. Berikut penjelasannya.

                  A.     Jumlah Fi’liah (Fi’il Fa’il, Maf’ulum Bih)
                          Fi’il adalah kata kerja. Sedangkan fa’il adalah subjek. Adapun maf’ul bih adalah
                  objek.  Dalam  hal  ini,  yang  perlu  diperhatikan  bahwa  antara  fi’il  dan  fa’ilnya  harus

                  memiliki kesesuaian dari segi mudzkkar, dan mu’annatsnya. Kecuali jika jika antara fi’il
                  dan  fa’il  terdapat  fashil (kalimat  yang  memidahkan  kedua  kalimat  tersebut),  seperti  jar

                  majrur. Artinya jika kata yang dijadikan fa’il berupa isim yang mu’annats, maka fi’ilnya
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31