Page 82 - DRAFT RANCANGAN PP REVISI PP NO
P. 82

PRESIDEN
                                                    REPUBLIK INDONESIA

                                                          -  12  -


                            Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah
                            daerah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan
                            keseimbangan fundamental perekonomian daerah.

                        Ayat (4)
                            Cukup jelas.

                     Pasal 17
                        Ayat (1)
                            Penilaian penerimaan dan pengeluaran dalam bentuk barang
                            dan/atau jasa yang dianggarkan dalam APBD berdasarkan nilai
                            perolehan atau nilai wajar.

                        Ayat (2)
                            Cukup jelas.

                        Ayat (3)
                            Yang dimaksud dengan penganggaran bruto adalah bahwa jumlah
                            pendapatan daerah yang dianggarkan  tidak boleh dikurangi dengan
                            belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan
                            tersebut     dan/atau       dikurangi       dengan      bagian      pemerintah
                            pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil.

                        Ayat (4)
                            Cukup jelas.

                     Pasal 18
                        Cukup jelas.

                     Pasal 19
                        Cukup jelas.

                     Pasal 20
                        Ayat (1)
                            Cukup jelas.

                        Ayat (2)
                            Yang dimaksud dengan “ekuitas dana lancar” adalah selisih antara
                            aset lancar dengan kewajiban jangka pendek.

                        Ayat (3)
                            Cukup jelas.

                        Ayat (4)
                            Cukup jelas.

                                                                                              Pasal 21 . . .
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87