Page 40 - E-Book Plantae
P. 40
3. Sphenopdsida atau Equisetopsida (Paku Ekor Kuda)
Sphenopdsida sering disebut juga paku
ekor kuda (horsertail) karena memiliki
batang dengan strobilus di ujungnya yang
khas berbentuk ulir/lingkaran sehingga
ekor
menyerupai
Sporofitnya
kuda.
Sumber: https://flickr.com sisik, warnanya agak transparan dan
berdaun kecil (mikrofil) atau berbentuk
tersusun melingkar pada batang. Batang
paku ekor kuda tumbuh tegak, berongga,
bercabang, serta beruas-ruas dan tampak
keras karena tersusun oleh sel-sel dengan
dinding sel mengandung silika (sehingga
dikenal juga sebagai scouring rushes atau
ampelas, yang dapat digunakan sebagai
Strobilus bahan penggosok). Batang tersebut
Sumber: https://flickr.com bersambung dengan akar rimpang yang
menjalar di dalam tanah.
Gambar 35. Equisetum ramossimum
Tiap ujung batang/cabang dapat menghasilkan strobilus yang berisi 5-10
sporangium. Pada sporangium ada yang menghasilkan spora dengan bentuk dan
ukuran yang sama, ada juga yang menghasilkan spora yang berjenis jantan
maupun betina sehingga paku ekor kuda disebut sebagai paku peralihan.
Gametofit paku ekor kuda berukuran kecil dan mengandung klorofil sehingga
dapat berfotosintesis. Gametofit ini ada yang menghasilkan anteridium dan ada
pula arkegonium. Pada umumnya, Sphenopdsida berasal dari genus Equisetum
yang memiliki sekitar 15 spesies, dengan ukuran tinggi tubuh rata-rata 1 m, tetapi
ada pula yang mencapai 4,5 m. Sebagian Sphenopdsida hidup di darat dan sebagian
hidup di rawa-rawa. Contoh paku ekor kuda antara lain Equisetum ramosissimum,
Equisetum arvense, dan Calamites (sudah punah).
31