Page 28 - E-MAGAZINE JILID 2
P. 28

Pemrosesan bau dimulai dengan pendeteksian zat-zat kimia yang terlarut dalam udara
               oleh  reseptor  penciuman  (sel-sel  penciuman)  di  dalam  hidung.  Ketika  zat-zat  kimia  tersebut
               mencapai  rongga  nasal,  mereka  berinteraksi  dengan  reseptor  penciuman  di  dalam  lapisan
               jaringan yang disebut olfaktorius epitel.
                      Setelah reseptor penciuman diaktivasi oleh zat-zat kimia tertentu, mereka mengirimkan
               sinyal elektrik melalui serabut saraf olfaktorius. Serabut-serabut saraf ini mengumpulkan sinyal-
               sinyal tersebut dan membentuk saraf olfaktorius yang keluar dari hidung melalui lubang yang
               disebut foramen cribiforme menuju ke otak.
                      Saraf olfaktorius membawa sinyal-sinyal penciuman ke bagian otak yang disebut bulbus
               olfaktorius.  Bulbus  olfaktorius  terletak  di  depan  otak  dan  merupakan  stasiun  pertama
               pemrosesan sinyal penciuman. Di bulbus olfaktorius, sinyal-sinyal ini diproses dan diintegrasikan
               dengan sinyal-sinyal dari reseptor-reseptor lainnya.
                      Selanjutnya, sinyal-sinyal yang telah diproses di bulbus olfaktorius dikirim ke berbagai
               area otak yang terlibat dalam pemrosesan bau, seperti korteks piriformis dan amigdala. Korteks
               piriformis  merupakan  bagian  otak  yang  terlibat  dalam  pengenalan  dan  pemahaman  bau,
               sedangkan amigdala terlibat dalam respons emosional terhadap bau.
                      Melalui jalur-jalur ini, informasi tentang bau diinterpretasikan dan diproses lebih lanjut

               dalam otak, yang menghasilkan persepsi bau yang kita rasakan. Otak juga dapat mengaitkan bau
               dengan pengalaman, emosi, dan ingatan, yang memberikan dimensi tambahan pada persepsi bau.

               4. Lidah
                      Indera pengecapan kita, atau gustasi, berhubungan erat dengan penghiduan. Sebenarnya,
               banyak dari apa yang kita sebut sebagai rasa makanan merupakan aroma, seperti apa yang Kamu
               ketahui ketika Kamu sedang sakit flu berat. Meskipun penghiduan diinderai oleh ratusan reseptor,
               pengecapan hingga saat ini dianggap merupakan bagian dari lima sensasi, yaitu manis, asam, asin,
               pahit, dan umami. Umami berasal dari bahasa Jepang yang berarti “enak”, merupakan pengecapan

               dasar  yang  meningkatkan  cita  rasa  makanan.  Hal  inilah  yang  menjadi  alasan  penggunaan
               monosodium glutamat (MSG) sebagai penguat rasa pada makanan.
                      Masing-masing dari kelima sensasi pengecapan yang saat ini dikenal berhubungan dengan
               fungsi tubuh yang penting. Rasa asam dicetuskan oleh adanya H dan asin oleh adanya Na . Ketiga
                                                                                                         +
                                                                               +
               sensasi pengecapan lainnya berasal dari molekul organik. Manis dan umami berhubungan dengan
               makanan yang bergizi. Rasa pahit dikenal oleh tubuh sebagai peringatan terhadap kemungkinan
               adanya  komponen  toksik.  Bila  sesuatu  terasa  pahit,  reaksi  pertama  yang  sering  kita  lakukan
               adalah dengan meludahkannya.













                                                     Electronic Magazine (Biozone): Sistem Koordinasi, Jilid 2 | 21
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33