Page 72 - E-MAGAZINE JILID 1
P. 72
RINGKASAN MATERI
E-Magazine jilid 1 ini memperkenalkan sistem saraf sebagai salah satu sistem pengatur utama yang
bertanggung jawab untuk menjaga homeostasis. Reseptor sensorik berperan dalam mengirimkan pesan
atau informasi ke sistem saraf pusat melalui neuron sensorik (aferen). Sinyal keluaran baik listrik maupun
kimia, akan menempuh perjalanan melalui divisi eferen (neuron somatik dan otonom) menuju sasaran
atau target di seluruh tubuh.
1. Sistem koordinasi adalah sebuah sistem yang mengatur kerja organ-organ pada tubuh
2. Homeostasis adalah kecenderungan makhluk hidup untuk tetap mempertahankan kestabilan diri di
saat lingkungan di sekelilingnya mengalami perubahan.
3. Umpan balik negatif (feedback) adalah mekanisme di mana tubuh merespons perubahan dengan
bertujuan untuk membatasi atau mengimbangi perubahan tersebut, sehingga kembali ke tingkat
normal atau set point.
4. Umpan balik positif (feedforward) adalah mekanisme di mana respon tubuh terhadap suatu
perubahan menyebabkan perubahan tersebut semakin meningkat atau diperkuat.
5. Sistem saraf merupakan jaringan kompleks neuron yang membentuk sistem pengaturan cepat dalam
tubuh.
6. Sistem saraf pusat dibagi menjadi sistem saraf pusat (SSP), tersusun atas otak dan medula spinalis
(sumsum tulang belakang) dan sistem saraf tepi (SST), tersusun atas saraf somatik dan saraf otonom.
7. Neuron adalah sel saraf yang terdir dari badan sel, dendrit, akson, dan terminal akson.
8. Neuron sensorik (aferen) membawa informasi menuju SSP.
9. Neuron motorik (eferen) membawa informasi dari SSP kembali ke berbagai bagian tubuh.
10. Neuron adalah sel saraf yang terdir dari badan sel, dendrit, akson, dan terminal akson.
11. Sel glia adalah sel yang berfungsi untuk menyokong kerja neuron.
12. Setiap segmen korda spinalis berhubungan dengan sepasang saraf spinal
13. Akar dorsal saraf spinal membawa informasi sensorik.
14. Akar ventral membawa informasi dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar.
15. Otak mempunyai enam divisi: serebrum, diensefalon, otak tengah, serebelum, pons, dan medula
oblongata.
16. Potensial bertingkat adalah depolarisasi atau hiperpolarisasi yang kekuatannya berbanding lurus
dengan kekuatan pemicu. Potensial bertingkat kehilangan kekuatannya ketika bergerak melintasi sel
saraf.
17. Gelombang depolarisasi yang bergerak melintasi sel saraf dikenal sebagai aliran arus lokal.
18. Potensial aksi adalah sinyal listrik cepat yang kekuatannya tidak menurun seiring dengan
perjalanannya sepanjang akson dari badan sel ke terminal akson.
19. Sinapsis adalah struktur yang memungkinkan neuron (atau sel saraf) untuk melewatkan sinyal listrik
atau kimia ke neuron lain atau ke sel efektor target.
Electronic Magazine (Biozone): Sistem Koordinasi, Jilid 1 | 65