Page 19 - BUKU JUDICAL RIVIEW PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI ATAS PENGUJIAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945
P. 19

harus dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan   b.  Menindaklanjuti Putusan MK  Nomor  21/PUU-XIX/2021  sebagai acuan
 hukum mengikat  sepanjang tidak  dimaknai  “pengaduan dapat  dilakukan tidak   dalam penyusunan Rancangan Perubahan KUHP.
 hanya  oleh korban akan  tetapi  dapat  pula  dilakukan oleh orang tua,  wali,  atau   2. Bahwa Putusan MK merupakan putusan yang bersifat final dan mengikat (tidak
 kuasanya”. Dengan demikian,  dalil  para  Pemohon selebihnya berkaitan dengan   ada upaya  hukum lain  yang dapat  ditempuh) serta  langsung memperoleh
 norma Pasal 293 ayat (2) KUHP a quo harus dimaknai dari “delik aduan absolut”   kekuatan hukum tetap sejak  selesai diucapkan dan bersifat  erga  omnes
 menjadi  “delik  biasa”  tidak  relevan lagi  untuk dipertimbangkan.  Sebab,  dengan   (berlaku bagi setiap orang) yang wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh
 telah dimaknainya norma Pasal 293 ayat (2) KUHP berkaitan dengan pengaduan   organ penyelenggara  Negara, organ  penegak  hukum dan warga  Negara.  Oleh
 dapat dilakukan tidak hanya oleh korban akan tetapi dapat pula dilakukan oleh   karena itu,  Putusan  MK  dalam  Perkara Nomor  21/PUU-XIX/2021  mengenai
 orang tua,  wali,  atau  kuasanya.  Oleh karena itu,  delik  aduan absolut  yang   materi muatan pasal/ayat dalam KUHP yang dinyatakan bertentangan dengan
 termaktub  dalam Pasal  293  ayat  (2) KUHP  dengan sendirinya menjadi  delik   UUD NRI Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, agar
 aduan relatif.   tidak menimbulkan kekosongan hukum, dapat digunakan sebagai acuan untuk
 Bahwa berdasarkan uraian pertimbangan hukum tersebut di atas, dalil para   melakukan Perubahan KUHP.
 Pemohon berkenaan dengan  Pasal 293  ayat (2)  KUHP  telah  menimbulkan
 ketidakpastian hukum sebagaimana  termaktub  dalam  Pasal  28D  ayat (1) UUD
 1945 dan  telah  menghilangkan hak  perlindungan diri  pribadi,  keluarga,
 kehormatan, dan martabat sebagaimana termaktub dalam Pasal 28G ayat (1) UUD
 1945 adalah beralasan menurut hukum untuk sebagian.

 [3.13] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pertimbangan hukum  tersebut di
 atas, dalil-dalil para Pemohon adalah beralasan menurut hukum untuk sebagian.
 [3.14] Menimbang  bahwa terhadap dalil-dalil para  Pemohon lainnya dan halhal
 lain  yang tidak  relevan tidak  dipertimbangkan lebih lanjut, sehingga  harus
 dinyatakan tidak beralasan menurut hukum.
                        PUSAT PEMANTAUAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG
 F.  AMAR PUTUSAN                       BADAN KEAHLIAN
 1. Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk sebagian;   SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI
 2. Menyatakan ketentuan norma Pasal 293 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum   2021
 Pidana bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
 Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, sepanjang tidak
 dimaknai  “pengaduan dapat  dilakukan tidak  hanya oleh  korban akan tetapi
 dapat pula dilakukan oleh orang tua, wali, atau kuasanya”;
 3.  Memerintahkan pemuatan Putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia
 sebagaimana mestinya;
 4.  Menolak permohonan para Pemohon untuk selain dan selebihnya.

 G.  PENUTUP
 1. Bahwa terhadap Putusan  MK dalam Perkara  Nomor  21/PUU-XIX/2021
 sebagaimana diuraikan diatas, untuk mengisi kekosongan hukum berdasarkan
 Pasal 293 KUHP, Pusat Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang memberikan
 saran sebagai berikut:
 a.  Menindaklanjuti Putusan MK  Nomor  21/PUU-XIX/2021  sebagai bahan
 dalam penyusunan Prolegnas Daftar Kumulatif Terbuka.


                                               11
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24