Page 137 - MANHAJ MEMAHAMI SUNNAH
P. 137

Dari Muhamad bin Sirin, ia berkata bahwa Anas bin Malik ditanya,
            “Apakah Nabi     (dahulu) qunut pada waktu shubuh?” Dia berkata,
            “Ya.” Lalu dikatakan padanya, “Apakah beliau qunut sebelum rukuk?”
            Dia  berkata,  “Setelah  rukuk  sebentar.”  (HR  Bukhari,  Shahih  Al-
            Bukhari, 2: 26)

               َّمَّ لَّسَّو ِهْيَّلَّع ُللها ىَّ لَّص ِللها ُلوُسَّر َّتَّنَّق ْلَّه " :ٍسَّنَّلأ ُتْلُق :َّلاَّق ،ٍدَّ مَّحُم ْنَّع

                )    ٤٦٨  ١ /     ملسم حيحص(    "  اًريِسَّي ِعوُكُ رلا َّدْعَّب ،ْمَّعَّن :َّلاَّق ؟ِحْبُ صلا ِةلاَّص يِف

            Dari Muhammad, ia berkata, “Aku bertanya kepada Anas, apakah
            Rasulullah    (dahulu) qunut pada saat sholat shubuh? Dia berkata,
            ‘Ya, setelah rukuk sebentar’.” (HR Muslim, Shahih Muslim, 1: 468)
                Bahasan  tentang  dua  hadits  ini  hampir  tidak  terdengar

            dalam majelis-majelis ta’lim meski riwayatnya sangat kuat. Para

            pengkaji  fiqih  sholat  yang  suka  mengamalkan  qunut  shubuh

            lebih  mengedepankan  fiqih  madzhab.  Seakan-akan  qunut
            tersebut produk ijtihad sebagian ulama. Karena itu, muncullah

            pertanyaan menyindir: apakah Anda mau ikut ulama atau ikut

            Rasulullah?

                Lebih  dari  itu,  pihak  yang  tidak  biasa  qunut  shubuh

            terkadang  mengeluarkan  pernyataan  yang  berat  untuk

            didengar  pihak  lain.  Mereka  melontarkan  tuduhan  sebagai

            perbuatan bid’ah dhalalah terancam neraka. Atas dasar apakah
            mereka  lontarkan  tuduhan  bid’ah  itu?  Tuduhan  tersebut

            dilandaskan  pada  pemahaman  terhadap  hadits  lain,  yaitu

            riwayat Ibnu Majah dan Tirmidzi tanpa melakukan studi ulang
                                         130
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142