Page 134 - MANHAJ MEMAHAMI SUNNAH
P. 134
ٌةَّنْتِف ُهْتَّباَّصَّأ ْنِإَّو ِهِب َّ نَّأَّمْطا ٌرْيَّخ ُهَّباَّصَّأ ْنِإَّف ٍفْرَّح ىَّلَّع َّهَّ للا ُدُبْعَّي ْنَّم ِساَّ نلا َّنِمَّو
] 11 :جحلا[ ُ نيِبُمْلا ُناَّرْسُخْلا َّوُه َّكِلَّذ َّةَّرِخلآاَّو اَّيْنُدلا َّرِسَّخ ِهِهْجَّو ىَّلَّع َّبَّلَّقْنا
Di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi (tidak
dengan penuh keyakinan). Jika memperoleh kebaikan, dia pun
tenang. Akan tetapi, jika ditimpa suatu fitnah, dia berbalik ke
belakang (kembali kufur). Dia merugi di dunia dan akhirat. Itulah
kerugian yang nyata. (QS.22:11)
ٌ
Lafazh رْيَّخ dalam dua ayat di atas tidak dapat diartikan
‘lebih baik’ akan tetapi cukup dengan kata ‘baik’ atau
ٌ
‘kebaikan’, berbeda dengan lafazh رْيَّخ pada ayat berikut ini:
ٍ رْهَّش ِفْلَّأ ْنِم ٌرْيَّخ ِرْدَّقْلا ُةَّلْيَّل
(malam kemuliaan lebih baik daripada seribu bulan).
ٌ
Lafazh رْيَّخ tersebut diikuti kata sambung نم min (daripada),
karena itu dapat dipastikan maknanya ‘lebih baik’. Oleh karena
hadits tentang wanita di masjid tersebut di atas tidak
mengandung kata نم min yang memberi makna perbandingan,
maka hadits tersebut menjelaskan bahwa bagi kaum wanita
terdapat pilihan untuk melaksanakan sholat, yaitu sholat di
rumah atau di masjid. Bagi kaum wanita keduanya adalah baik,
karena masing-masing mengandung keistimewaan. Kaum
wanita yang melakukan sholat di rumah berarti mereka
menjadikan rumah sebagai tempat ibadah. Jika mereka
beribadah sholat di masjid maka berbagai manfaat dari
127

