Page 129 - MANHAJ MEMAHAMI SUNNAH
P. 129
maka ganjilkan dengan satu rakaat. Lafazh ْرِتْوَّأَّف adalah kata kerja
yang bermakna ‘ganjilkanlah’, namun lafaz ini sering diartikan
sebagai nama sholat yang berfungsi sebagai penutup sholat.
ْنَّع ،َّمَّ لَّسَّو ِهْيَّلَّع ُللها ىَّ لَّص َّ يِبَّ نلا َّلَّأَّس ً لاُجَّر َّ نَّأ ،ِهيِبَّأ ْنَّع ،ٍمِلاَّس ْنَّع
»ٍةَّعْكَّرِب ْرِتْوَّأَّف َّحْبُ صلا َّتيِشَّخ اَّذِإَّف ،ىَّنْثَّم ىَّنْثَّم« :َّلاَّقَّف ،ِلْيَّ للا ِةلاَّص
) 516 1 / ملسم حيحص(
Dari Salim dari ayahnya, bahwa seseorang bertanya kepada Nabi
tentang sholat malam. beliau bersabda: dua dua, jika kamu khawatir
keburu shubuh maka ganjilkanlah dengan satu rakaat. (HR. Muslim)
Tiga hadits di atas menjelaskan bahwa sholat malam
hendaklah berakhir dengan jumlah witir yakni ganjil. Namun
pemahaman kebanyakan orang tidak demikian, mereka
memahami bahwa witir adalah nama sholat tersendiri yang
dikerjakan setelah sholat malam. Atas dasar pemahaman ini
maka muncul keyakinan bahwa dengan sholat witir maka
berakhirlah sholat pada malam tersebut, dan tiada sholat
setelahnya. Atau apabila sudah witir maka dilarang sholat lagi.
Atas dasar pemahaman di atas, muncul pernyataan seorang
hamba pada bulan Ramadhan, dia berkata: sungguh sayang
waktu yang sangat utama untuk qiyamullail disia-siakan,
padahal Rasulullah setiap malam melakukan qiyamullail
biasa menghabiskan waktu minimal satu pertiga malam yang
122

