Page 168 - MANHAJ MEMAHAMI SUNNAH
P. 168
Kemudian beliau berdiri dan lamanya berdiri lebih kurang sama
dengan lamanya rukuk. Sesudah itu beliau sujud, dan dalam sujud
beliau membaca, "ىَّلْعَّلأا َّيِ بَّر َّناَّحْبُس (Mahasuci Tuhanku Yang Maha
Tinggi)." Lama beliau sujud hampir sama dengan lamanya berdiri.
(HR. Muslim)
Hadits ini dapat dijadikan dalil adanya tahajud berjamaah
kapan saja selama kondisi mendukung. Artinya, pada bulan apa
pun tahajud berjamaah dapat dilaksanakan sesuai keperluan.
Riwyat dari Ibnu Mas’ud menyatakan:
ِهْيَّلَّع ُللها ىَّ لَّص ِ يِبَّ نلا َّعَّم ُتْيَّ لَّص« :َّلاَّق ،ُهْنَّع ُهَّ للا َّيِضَّر ِهَّ للا ِدْبَّع ْنَّع
؟َّتْمَّمَّه اَّمَّو :اَّنْلُق ،»ٍءْوَّس ِرْمَّأِب ُتْمَّمَّه ىَّ تَّح اًمِئاَّق ْلَّزَّي ْمَّلَّف ،ًةَّلْيَّل َّمَّ لَّسَّو
2 / يراخبلا حيحص( َّ مَّ لَّسَّو ِهْيَّلَّع ُللها ىَّ لَّص َّ يِبَّ نلا َّرَّذَّأَّو َّدُعْقَّأ ْنَّأ ُتْمَّمَّه :َّلاَّق
) 51
Dari 'Abdullah bin Mas'ud berkata: Pada suatu malam aku pernah
shalat malam bersama Nabi . Saat shalat itu, beliau terus saja
berdiri hingga aku terbetik perasaan yang jelek". Kami tanyakan:
"Apa perasaan jelekmu itu?" Dia menjawab: "Aku berkeinginan untuk
duduk dan membiarkan Nabi .
Banyak pelajaran yang patut dipetik dari hadits ini antara
lain:
▪ Abdullah bin Mas’ud menyatakan: “aku berkeinginan untuk
duduk dan membiarkan Rasulullah terus berdiri”.
Pernyataan ini membuktikan bahwa dia berjamaah tahajud
kepada Rasulullah dengan berdiri memakan waktu yang
begitu lama hingga dia berkeinginan untuk duduk.
161

