Page 29 - Tadabbur Surat Adh Dhuha
P. 29
َرْيَغ ،اَهْنِم َ فَخَأ ُ طَق ًةَلاَص َرَأ ْمَلَف ،ٍتا َ عَكَر َيِناَمَث ىَ لَصَو َلَسَتْغاَف ،َةَ كَم
) 58 2 / يراخبلا حيحص( »َدوُجُ سلاَو َعوُكُ رلا ُ مِتُي ُهَ نَأ
Dari 'Amru dari Ibnu Abu Laila, tak seorang pun memberitakan kepada
kami bahwa ia melihat Nabi ﷺ shalat Duha selain ummu Hani", ialah
ﷺ
yang menyebutkan bahwa beliau pada hari penaklukan Makkah
mandi di rumahnya kemudian shalat delapan rakaat. Kata Ummu Hani
", belum pernah kulihat beliau shalat lebih ringan dari padanya, hanya
saja beliau sempurnakan saat rukuk dan sujud. (HR. Bukhari)
Mengapa beliau memilih kesempurnaan shalat dalam sujud?
Karena tiada yang lebih dekat kepada Allah melebihi orang yang
sedang sujud.
Pada waktu dhuha umumnya manusia sedang sibuk mencari
ﷺ
kenikmatan dunia sementara Rasulullah sibuk menikmati
komunikasi dengan pemilik semua kenikmatan. Alangkah
ﷺ
beruntungnya orang yang dapat mengikuti jejak Rasulullah
dengan sujud waktu dhuha.
Mengapa shalat dhuha sering dipahami sebagai shalat untuk
mencari rezeki?
Karena waktu dhuha adalah waktu yang tepat untuk bekerja.
Pada saat seorang hamba mau bekerja atau sedang di perjalanan
untuk bekerja, maka pada waktu itulah dia menghadap kepada
Allah agar mendapat kemudahan, kelancaran dan meraih rezeki
26