Page 13 - MAJALAH 131
P. 13
bek, sehingga menjadi sarana rekreasi tol. men sebagai kawasan politik seperti
bernuansa parlemen. “Kalau yang naik tol orangnya sehat perencanaan awal, sesuai cetak biru
“Tidak hanya diartikan khusus untuk semua tidak apa-apa, tapi kalau dian- tata ruang yang dicanangkan pemerin-
berdemo, berorasi tapi juga kita menjadi tara pengguna jalan tol itu ada yang tahan Presiden Ir. Soekarno. Pada awal-
fasilitas rekreasi publik yang bisa dinik- sakit perlu mendapatkan perawatan kan nya. Gedung DPR/MPR RI bukan gedung
mati oleh rakyat dengan nuansa khas. kasihan, atau ibu hamil yang waktunya untuk legislator, melainkan untuk me-
Berwisata sambil belajar tentang kepar- sudah melahirkan masih dalam mobil nyelenggarakan Conference of the New
lemenan, dinamika demokrasi di DPR ini kan juga kasihan. Nah tentunya ber- Emerging Forces (Conefo) pada tahun
dari masa ke masa, jadi ini seperti wisata dasarkan pemikiran-pemikiran seperti 1966 di Jakarta. Sarana prasarana di ge-
demokrasi. Jadi tidak harus yang datang itulah kita wajib membuat alun-alun dung ini memang disiapkan untuk me-
melakukan aksi unjuk rasa,” terang poli- demokrasi ini.” tekan wakil rakyat dari nampung sejumlah persidangan namun
tisi dari Fraksi Partai Demokrat ini. daerah pemilihan Jawa Barat I ini. belum disiapkan untuk mendukung in-
Lebih jauh ia memaparkan sebenar- Menurut Agung, suatu tempat se perti teraksi rakyat dengan para wakil rak yat.
nya budaya menyampaikan aspirasi di alun-alun demokrasi sebagai sarana Itulah sebabnya Gedung DPR RI perlu
alun-alun sudah menjadi bagian dari rakyat untuk menyampaikan aspirasi itu direvitalisasi menjadi gedung parlemen
dinamika rakyat sejak era kerajaan di sudah menjadi kebutuhan pokok nega- modern dan diantaranya dilengkapi sa-
sejumlah daerah di tanah air. Ada istilah ra. “Itu lah makanya di periode sekarang rana alun-alun demokrasi ini.
yang namanya mepe (berjemur), yaitu ini pimpinan DPR “Kalau Pak Kar-
cara yang dilakukan masyarakat untuk juga bersama kami no dulu dalam tata
menyampaikan aspirasi secara langsung (Pimpinan BURT ALUN-ALUN DEMOKRASI YANG kotanya wilayah
kepada rajanya dengan duduk diam ber- DPR) memandang AKAN DIBANGUN DI SISI Mon a s u n t u k
sila, berpanas-panas di alun-alun. Di sisi perlu untuk segera pemerintahan, Ja-
lain biasanya terdapat pendopo yang di bangun alun- KIRI HALAMAN GEDUNG DPR lan Sudirman un-
berisi kursi kerajaan, dari situlah raja alun demokrasi RI ADALAH RUANG TERBUKA tuk bisnis, disini
melihat aksi rakyatnya dan kemudian ini,” tekan politisi (Senayan) adalah
memanggilnya masuk ke dalam istana yang juga bertu- PUBLIK SEBAGAI SIMBOLISASI political venue dan
untuk menyampaikan aspirasi. gas di Komisi Per- PARTISIPASI RAKYAT UNTUK sebagian lagi untuk
Dalam era demokrasi yang lebih mo- hubungan dan In- sarana olahraga.
dern, penyampaian aspirasi ini berubah. frastruktur ini. MENYAMPAIKAN BERBAGAI Tapikan perkem-
Rakyat tidak lagi duduk diam tapi diberi Alun-alun de- bangannya seka-
ruang untuk bicara, berorasi menyam- mokrasi yang akan ASPIRASI YANG AKAN rang sudah tidak
paikan pendapatnya di alun-alun itu. dibangun di sisi kiri TERORGANISIR. seperti itu lagi.
Sebagai lembaga perwakilan rakyat, halaman Gedung Kita sebenarnya
tentunya DPR RI mempunyai tanggung DPR RI adalah ru- berkeinginan itu
jawab dan kewajiban untuk menampung ang terbuka publik sebagai simbolisasi untuk mengembalikan seluruh kawasan
serta mendengarkan aspirasi rakyat- partisipasi rakyat untuk menyampai- ini menjadi kawasan politik/parlemen
nya untuk sepenuhnya di perjuangkan. kan berbagai aspirasi yang akan teror- se perti semula walaupun itu mungkin
Permasalahannya sampai hari ini tidak ganisir. Masyarakat yang berorasi di agak sulit,” jelas Agung.
ada sarana pendukung untuk itu. Unjuk dalam Alun-alun Gedung DPR RI, maka Agung berharap masyarakat dapat
rasa masyarakat belakangan aspirasinya akan terdengar langsung melihat secara jernih rencana penataan
bukan mengedepankan baik oleh pimpinan maupun anggota komplek parlemen dengan sarana pen-
gagasan tetapi di benak MPR/DPR/DPD RI yang sedang bertu- dukung seperti alun-alun demokrasi,
publik demonstrasi adalah gas, sehingga akan lebih dekat dan lebih museum, perpustakaan dan gedung
kemacetan, mengganggu mudah untuk merespon dan menemui kantor yang dapat menampung akti-
pengguna jalan, yang pada masyarakat yang menyampaikan as- fitas anggota dewan dan staf pendu-
akhirnya kepentingan pirasinya. Selain itu, hal ini tidak meng- kungnya. Khusus alun-alun demokrasi
pu blik terganggu. Bah- ganggu ketertiban umum dan tidak agenda pembangunan sudah diresmikan
kan di depan Gedung menganggu lalu lintas di depan Gedung oleh pimpinan DPR pada 21 Mei 2015. Ia
DPR tidak jarang DPR RI se perti yang terjadi selama ini. meyakini dengan proses yang berlang-
p e n g u n j u k Tujuan Dewan Perwakilan Rakyat sung transparan dan akuntabel niat baik
rasa mem- membangun alun-alun demokrasi juga ini dapat diwujudkan. (SC/NAZ) FOTO: JAKA/
blokir jalan untuk mengembalikan komplek parle- PARLE/IW
EDISI 131 TH. XLV, 2015 13