Page 3 - MAJALAH 100
P. 3

Pengantar redaksi



                            Tema pokok yang diangkat Parlementaria edisi kali ini soal swasembada pangan,
                          lantaran salah satu kebutuhan dasar manusia ini menghadapi masalah yang cukup
                          berat. Sebagai negara agraris, negara yang subur makmur -loh jinawi- yang semes-
                          tinya kebutuhan pangannya bisa dipenuhi dari dalam negeri kini kondisinya seperti
                          paradoks, dimana kebutuhan bahan pokok sebagian malah impor. Komoditas pang-
                          an utama berupa beras, jagung, kedelai, gula bahkan garam terpaksa harus menda-
                          tangkan dari luar negeri.

                            Jika beberapa waktu belakangan kita diributkan dengan mahalnya harga daging,
                          kini kasus yang sama menimpa komoditas bawang putih. Bukan rahasia lagi, buah-
                          buahan yang kita konsumsi sebagian adalah dari impor. Kondisi ini memprihatinkan
                          dan memunculkan kekhawatiran, jika tidak ada usaha-usaha besar mengatasinya,
                          bisa jadi semua kebutuhan pokok kita akan tergantung dari suplai negara lain.
                            Makin  besarnya  volume  impor  berbagai  komoditas  tersebut  ditengarai  Komisi
                          Peng awas Persaingan Usaha (KPPU) karena maraknya praktek kartel dan terjadi se-
                          bagai refleksi lemahnya UU No.5/1999 tentang Anti Monopoli. Institusi ini mencatat,
                          tahun 2012 lalu total impor pangan mencapai Rp 81,5 triliun, disinyalir kartel impor
                          pangan mengambil sekitar 30 persen keuntungan atau Rp 11,3 triliun.

                            Untuk mengatasi masalah tersebut, DPR menegaskan perlu adanya pembatasan
                          impor.  Menurut anggota Dewan Dewi Coryati, impor bukan menjadi satu solusi jang-
                          ka panjang dalam menurunkan harga kebutuhan pokok. “ Saya mendukung impor
                          dengan syarat bila kebutuhan dalam negeri tidak tercukupi dan itu tindakan se saat
                          saja bukan kebijakan jangka panjang. Intinya impor harus dibatasi,” tegas Dewi.

                            Tak kalah penting,  Intruksi  Presiden SBY agar Bulog direviltalisasi mengingat tan-
                          tangan stabilitas berbagai harga pangan yang terus meningkat, sementara kebu-
                          tuhan  pangan  masyarakat juga  terus naik.  Di  sisi  lain,  apabila  komoditas pangan
                          bisa dipenuhi dari dalam negeri maka nasib petani akan terangkat. Petani kita bukan
                          hanya menjadi penonton melainkan bisa menjadi pemain dan  kesejahteraan me-
                          reka bisa ditingkatkan.
                            Dalam rubrik pengawasan disajikan laporan mengenai sistem rujukan rumah sakit
                          dan pencetakan Al Quran, rubrik legislasi mengangkat RUU Kesehatan Jiwa dan RUU
                          Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) serta rubrik pengawasan ditu-
                          runkan kegiatan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN).
                            Sedangkan  dalam  rubrik  sorotan,  diturunkan  laporan  mengenai  konflik  internal
                          Komnas HAM dan liputan khusus disajikan kegiatan Badan Urusan Rumah Tangga
                          (BURT) yang menggelar workshop Penguatan Kinerja DPR. BURT memiliki tugas me-
                          netapkan kebijakan kerumahtanggaan DPR dengan memberi perhatian khusus un-
                          tuk memperkuat lembaga ini. (mp)















                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 100 TH. XLIII, 2013  3
   1   2   3   4   5   6   7   8