Page 4 - MAJALAH 136
P. 4

ASPIRASI



            Keberatan Kenaikan Target

            Penerimaan Cukai Tembakau 2016                        Rekayasa & Penipuan Petok Tanah
                                                                     Saya ingin menyampaikan laporan mengenai
               Saya selaku  Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Rokok   petok tanah hak milik, yang direkayasa dengan
            Tembakau Makanan dan Minuman SPSI (PUK SP RTMM        dicabut sepihak secara diam-diam dan melibatkan
            SPSI) Mitra Produksi Sigaret PT. Dugapat Mas (DM) ingin   banyak pihak yaitu pengurus kampung, mitra kerja
            menyampaikan aspirasi kepada Ketua Komisi XI DPR RI   Kantor Pajak dan Kelurahan.
            mengenai keberatan atas kebijakan Pemerintah yang        Tahun 1975 saya tinggal di Bulak banteng, dan
            menaikkan target penerimaan cukai hasil tembakau untuk   membeli 2 (dua) kavling tanah, dan pada tahun 1995
            tahun 2016 sebesar 23% atau menjadi Rp. 148,9 triliun.   dibalik nama atas nama saya, tapi dipersulit hingga 3
               Kami merasa khawatir atas rencana Pemerintah tersebut,   (tiga) bulan lebih tidak selesai, dengan alasan tanah
            karena akan berdampak pada kelangsungan pekerjaan     tidak bisa dibalik nama. Setelah pengadu  melapor ke
            sebagian besar anggotanya. Kenaikkan penerimaan cukai hasil   Lurah, tanah tersebut bisa dibaliknama.
            tembakau sebesar 23 % sangat besar dan akan membebani    Tahun 2006 foto copy surat tanah pengadu
            industri hasil tembakau (IHT) yang pada akhirnya akan   dipinjam oleh Ketua RT yang bernama Razak.
            menurunkan penghasilan pekerja hingga sampai pada PHK.   Tahun 2008, SPPT tanah saya tidak keluar atau
               Bahwa PT. DM memproduksi Sigaret Kretek Tangan     tidak terbit, dan setelah dicek Petok Tanah saya
            (SKT) sebagai industri padat karya, dengan mempekerjakan   ternyata telah berpindah tangan ke petok tanah
            sekitar 1200 karyawan yang merupakan tulang punggung   kepunyaan Camat yang tidak ada suratnya.
            keluarga, sehingga keberadaan industri rokok sangat      Setelah semua terjadi saya baru menyadari telah
            penting bagi keberlangsungan pekerjaan tersebut.      kena tipu oleh oknum kelurahan, yang melibatkan
               Kenaikan tarif cukai sebesar 7 % pada tahun 2015 sudah   pengurus kampung, dan kantor pajak. Kelurahan telah
            mengakibatkan lebih dari 10.000 pekerja rokok di PHK.   merubah data tanah untuk merekayasa, mencabut
            Kelangsungan lapangan pekerjaan bagi para pekerja industri   sepihak untuk membuat petok tanah atas nama Camat
            rokok sangat bergantung pada kebijakan Pemerintah dalam   yang sebenarnya tidak ada surat-suratnya.
            menentukan kebijakan penerimaan cukai yang tepat. Ber-   Saya memohon untuk mengecek kebenaran petok
            dasarkan fakta dilapangan, IHT khusus pada Sigaret Kretek   tanah Camat yang bersangkutan, dan memohon untuk
            Tangan yang dikerjakan padat karya (menyerap tenaga kerja   mendapatkan perlindungan dari Pemerintah Daerah
            besar dengan pendidikan terbatas) dari tahun ke tahun   Surabaya agar petok tanahnya dapat dikembalikan.
            terus penurunan penjualan sehingga ribuan pekerja rokok   Saya berharap, siapapun yang terlibat dalam
            kehilangan pekerjaan karena menjadi korban kebijakan.  merekayasa/ mencabut petok tanah pengadu, baik
               Kami memohon agar Ketua Komisi XI DPR RI dapat     itu pengurus kampung, dan oknum kantor pajak,
            mempertimbangkan kembali dengan membatalkan           agar ditindak tegas dan permasalahan tersebut dapat
            kebijakan tersebut, dan sebelumnya meneliti secara cermat   segera ditindaklanjuti oleh para Pimpinan Lembaga
            resiko yang akan terjadi bagi para pekerja dari kebijakan   Negara, pemangku kekuasaan sesuai ketentuan yang
            tersebut agar ada solusi yang terbaik untuk semua pihak   berlaku.
            terutama bagi para pekerja industri rokok.                                                     Ali
                                                  Fidi Rukmono                             Surabaya, Jawa Timur
                                            Klaten, Jawa Tengah


            Dugaan Penyidik Nakal


               Saya adalah Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa     Meminta kepada Kapolda Sulsel-Bar untuk menindak
            Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia, Makasar,   oknum yang dianggap tidak profesional dalam melaksanakan
            yang merupakan Lembaga Tertinggi dilingkup Fakultas   tugasnya dalam hal ini Penyidik Polda Sulsel-Bar
            Hukum UMI, menyampaikan pernyataan sikap terkait      Meminta kepada Kapolda Sulsel-Bar untuk
            adanya dugaan  penyidik nakal atau tidak profesional dalam   menindaklanjuti hasil tinjauan (investigasi) Komisi III DPR RI
            melakukan tugasnya di wilayah Polda Sulawesi Barat yaitu   Meminta kepada Kapolda Sulsel-Bar dalam waktu 2
            menghilangkan dengan sengaja alat bukti otentik terkait   Minggu untuk mengganti jajaran Penyidik di Polda Sulsel-
            kasus JENTANG  di Kota Makasar.                    Bar, dan jika dalam waktu yang ditentukan tidak mampu
               Sehubungan dengan hal itu, saya memohon agar  DPR   diselesaikan, maka Kapolda dihimbau dengan hormat untuk
            RI menindak lanjuti kasus tersebut, sesuai ketentuan yang   mundur.
            berlaku dengan beberapa tuntutan antara lain  sebagai berikut:  Meminta kepada Kompolnas untuk mengawasi kinerja
               Meminta kepada Kapolda Sulawesi Barat melakukan   Kepolisian di Indonesia yang dianggap tidak berpihak lagi
            Regenerasi penyidik/ganti penyidik di wilayah Polda Sulsel-  kepada masyarakat.
            Bar yang di anggap tidak profesional dalam melakukan                                      Wiwing AS
            penyidikan dan pengawalan kasus.                                             Makassar, Sulawesi Selatan



            4     l  PARLEMENTARIA  z  EDISI 136 TH. XLVI - 2016
   1   2   3   4   5   6   7   8   9