Page 19 - MAJALAH 70
P. 19
SUMBANG SARAN
SUARA TERBANYAK DAN
REPRESENTASI PARLEMEN
Oleh: Sulastio
Direktur Indonesian Parliementary Center
ahkamah Konstitusi (MK)
melalui putusan No. 22-24/
PUU-VI/2008 akhirnya
mengabulkan gugatan dengan
M menimbang bahwa dalil
pemohon beralasan sepanjang mengenai pasal 214 huruf
a, b, c, d, e UU 10 Tahun 2008 tentang Pemilu. Komisi
Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu
telah menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan
putusan tersebut, itu artinya KPU telah siap menetapkan
anggota legislatif berdasarkan suara terbanyak.
Dikabulkannya permohonan sistem suara terbanyak
oleh MK patut diberi apresiasi karena telah memberi
pencerahan bagi demokrasi kita. Selama ini penentuan
calon terpilih berdasarkan nomor urut dirasakan tidak
memenuhi rasa keadilan, karena penentuan terpilihnya
caleg bukan berdasarkan suara yang didapatnya akan
tetapi berdasarkan nomor urut.
Caleg ditetapkan menjadi anggota legislatif semata
karena kedekatannya dengan partai dan bukan karena
kepercayaan konstituennya. Oleh karena itu tidaklah
mengherankan apabila ketika berkiprah sebagai anggota
legislatif mereka lebih “taat” (loyal) dengan partainya
ketimbang dengan konstituennya, apalagi ditambah foto: dok.
dengan masih adanya ketentuan recalling oleh partai. Di
mana partai masih dapat merecall atau dengan nama lain
sering dihaluskan sebagai Penggantian Antar Waktu terhadap peningkatan kualitas para wakil terpilih dan
(PAW), yaitu : memberhentikan kader yang duduk parlemen.
dilegislatif, yang dalam UU Susunan dan Kedudukan Penetapan suara terbanyak akan membuat relasi
MPR, DPR, DPD dan DPRD (Susduk), karena antara para anggota legislatif dengan konstituennya akan
disebabkan oleh 3 hal yaitu : semakin baik. Namun suara terbayak bukanlah tanpa
- meninggal dunia, kelemahan. Di sisi lain, dengan sistem pemilu kita yang
- berhalangan tetap, masih berwakil banyak dalam satu dapil, anggota legislatif
- dianggap melanggar AD/ART partai. akan menemui kesulitan untuk menentukan siapa saja
Oleh karena itu sistem suara terbanyak sangat sesuai konstituennya. Hal inilah yang menyulitkan membuat
dengan semangat demokrasi. mekanisme penggantian anggota legislatif berdasarkan
Dalam kondisi seperti diuraikan di atas, suara permintaan konstituen.
terbanyak sebagai mekanisme penetapan caleg terpilih Walaupun begitu, jika konstituen semakin kritis,
sebenarnya dapat digunakan untuk meningkatkan mekanisme suara terbanyak bisa menjadi momentum
kualitas, akuntabilitas, dan representasi para anggota bagi konstituen untuk “menagih” janji para wakilnya. toh
legislatif dan lembaga perwakilan. Untul itu sebaiknya para wakil rakyat tersebut juga tidak paham siapa saja
penetapan suara terbanyak ini ditindaklanjuti dengan yang menjadi konstituennya. Sehingga diharapan
agenda lain agar dapat mempunyai pengaruh positif penetapan suara terbanyak akan meningkatkan fungsi
PARLEMENTARIA TH. XL NO. 70 19

