Page 22 - MAJALAH 107
P. 22
LAPORAN UTAMA
Menurutnya kedua masalah itu harus
diberi porsi lebih besar karena TKI kita butuh
perlindungan, pengawasan dari perekrutan
harus mendapat perhatian serius karena
penyimpangan mulai dari desa.
mal mungkin oleh negara. semua pihak supaya kita sebagai
bangsa dihargai dan tidak terulang
Lebih jauh anggota Dewan ini kasus-kasus PRT yang diseterika, di-
menyatakan, dirinya sebenarnya aniaya bahkan diancam dibunuh di
setuju moratorium pengiriman dorong dari atap apartemen dan se-
buruh migran (domestic worker) gala macam. Ini seharusya menjadi
sebab umumnya TKI bermasalah pembelajaran buat kita sehingga TKI
adalah pembantu rumah tangga kita mendapat perlindungan mema-
(PRT). Berbeda dengan tenaga yang dai,” tukas Indra.
memiliki ketrampilan atau keahlian
( sklll) begitu dihargai di luar negeri. Terhadap langkah dan kebijakan
pemerintahan SBY untuk melin-
PRT ini perlu moratorium dalam dungi TKI atau WN lainnya, dengan
rangka kita punya posisi tawar yang tegas politisi Senayan ini menutur-
bagus dengan negara lain. “Kalau kan, setiap WN di manapun berada,
tenaga kerja Philipina bisa punya seperti 4 WNI kita ditembak Ma-
nilai tawar yang cukup besar, masa laysia, apakah sudahkah SBY bikin
kita tidak bisa,” tukas Indra. Karena statemen. Kalau Bunda Putri lang-
dan mulai jalan. “Untuk legislasi itu menurutnya ada dua hal yang sung konperensi pers 2000%, ada
kita lakukan perubahan dan perlu dilakukan pemerintah, perta- 16 TKI terdampar di Saudi, apakah
pengawasannya kita ada Timwas ma di dalam negeri harus dibenahi sudah buat statetemen. Apakah
TKI, sedangkan untuk anggarannya PJTKI/penyalur TKI itu perlu dievalu- kalau ada masalah SBY mau turun
setiap rapat dengan pemerintah kita asi ulang. langsung. Ini menunjukkan bahwa
mendesak perlunya perlindungan terhadap kasus-kasus TKI pemerin-
pengawasan,” papar Indra. Calon-calon TKI juga harus tah tidak punya atensi kuat dan ti-
memenuhi kriteria tertentu seperti dak punya keberpihakan yang lebih
Menurutnya kedua masalah itu pendidikan harus memadai, pelatih- terhadap perlindungan TKI. Sejauh
harus diberi porsi lebih besar kare- an cukup dan perjanjian harus pasti ini SBY terhadap perlindungan bu-
na TKI kita butuh perlindungan, dan juga di luar negeri diharapkan ruh migran masih jauh dari harapan.
pengawasan dari perekrutan harus bisa menangani lebih serius perso-
mendapat perhatian serius karena alan-persoalan yang menimpa TKI Persoalannya, kata Indra, me-
penyimpangan mulai dari desa. sehingga pemerintah setempat bisa mang mindsetnya buruh migran
Pemalsuan identitas dan segala menghargai kita. kita dipandang sebagai komoditi.
macam, pelatihan tak memadai se- Ini yang masalah. Kalau SBY serius,
hingga tidak perform di luar sana. Ini lagi-lagi butuh keseriusan saya yakin Menterinya akan serius,
Karena itu soal anggaran kita beri- semua pihak, jangan sampai muncul saya yakin penyelundupan TKI akan
kan porsi besar untuk alokasi per- persoalan ketika diberlakukan mora- berkurang, juga kalau SBY serius
lindungan dan pengawasan. Di bi- torium, ada pihak yang tidak serius maka BNP2TKI akan lebih tegas.
dang legislasi atau penyusunan UU, sehingga masih ada penyelundupan “Saya berharap aparat untuk tegas
diupayakan untuk mengubah total TKI melalui pintu tak resmi, lantar- terhadap pemalsu dokumen ini lagi-
UU sementara dari sisi pengawasan, an di banyak lokasi sebagai negara lagi contoh menjadi teladan. Kalau
sudah dilakukan melalui Timwas. ke pulauan, begitu mudahnya me- pemimpin negeri ini memberi con-
Ia berharap, mudah-mudah upaya masok TKI melalui pintu tidak resmi toh yang kuat maka struktur bawa-
parlemen untuk bisa memberi per- tersebut. Di satu sisi ada moratori- hannya juga akan kuat. Turunannya
lindungan penuh dan memposisikan um tetapi di sisi lain para mafia de juga begitu,” demikian Indra me-
pahlawan itu mendapat sambutan ngan mudah menyelundupkan TKI. nambahkan. (mp,mh). Foto: Iwan Ara-
baik dari pemerintah sehingga TKI nias, Odjie/Parle.
kita dihargai dan dilindungi seopti- “Lagi-lagi ini butuh keseriusan
22 PARLEMENTARIA EDISI 107 TH. XLIII, 2013