Page 79 - MAJALAH 160
P. 79

P  O    J   O   K   R   P   A   R  L   E


                  Antara Jenggot Akademis,




                             Ideologis dan Modis























                                                                                                               FOTO : RUNI/IW



              Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil saat menjadi narasumber dalam Forum Legislasi Press Room DPR

                 Pembahasan revisi UU Pemberantasan
                    Tindak Pidana Terorisme hingga
                      pertengahan Mei 2018 masih
                  menyisakan masalah. RUU ini  ramai
                   ditanggapi masyarakat menyusul
                 maraknya aksi teror akhir-akhir ini yang
                 masih memperdebatkan soal definisi.


                        alam acara Forum Legislasi di Press Room
                        DPR baru-baru ini bertajuk “RUU Terorisme
                        Dikebut, Mampu  Redam Aksi Teror?” tampil                                              FOTO : RUNI/IW
                        tiga  narasumber yakni Anggota Pansus RUU
              DTerorisme Nasir Djamil dari FPKS dan Arsul Sani     Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil
               dari FPP serta peneliti dari Badan Keahlian DPR Poltak
               Partogi Nainggolan.                                 definisi teroris adalah untuk mempersempit subyektivitas
                  Nasir Djamil mengemukakan, perlunya definisi     aparat menangani terorisme sehingga fokus. Selain itu
               dalam RUU tersebut supaya lebih berdaulat dalam     United Nations (PBB) sering buat notice-kirim surat ke
               menangani terorisme. Dengan adanya definisi terorisme,   Kemenlu RI bahwa ada orang-orang Indonesia masuk
               agar kita lebih fokus, supaya semua instansi yang terlibat   dalam jaringan teroris.
               menangani terorisme tahu tidak berbeda-beda dalam      Namun Kemenlu punya hak jawab kepada UN,
               melihat terorisme.                                  misalnya ada 7 orang, lalu dijawab dari 7 orang terduga
                  Salah satu institusi misalnya, melihat terorisme itu   teroris ternyata hanya 2 orang yang teridentifikasi. “Dengan
               cirinya orang pakai celana cingkrang, suka latihan panah,   adanya definisi itu lebih mudah Kemenlu untuk menjawab.
               pengajiannya eksklusif dan jenggotnya khas. “Menurut   Begitu juga nanti penetapan Pengadilan Negeri (PN),
               saya, jenggot ada 3 jenis, jenggot ideologis, akademis dan   dalam UU Pendanaan Terorisme atau UU No. 9/2013
               modis. Kalau jenggot saya ini bukan ideologis, jenggot   disebutkan bahwa orang ketika masuk jaringan teroris itu
               modis,” ucapnya disambut tawa para wartawan.        lewat penetapan Pengadilan Negeri. Jadi Polisi meminta
                  Tinggal kalau para wartawan yang berjenggot apakah   PN untuk menetapkan orang itu sebagai bagian dari
               jenggot ideologis atau modis. “Jenggot narsis,” teriak   jaringan teroris. Tapi sanksinya hanya diblokir rekeningnya
               wartawan yang lagi-lagi disambut tawa panjang.      tapi bebas ke mana-mana. “Itulah perlunya definisi teroris,”
                  Politisi PKS dapil Aceh ini melanjutkan, perlunya   pungkas vokalis Komisi III DPR ini.   MP/Sc

                                                                                160 XLVIII 2018  PARLEMENTARIA 79
   74   75   76   77   78   79   80