Page 2 - MAJALAH 153
P. 2

Pengantar Redaksi



                        PENGAWAS UMUM                                            arlementaria edisi kali ini menyoroti
                         Pimpinan DPR RI
                      WAKIL KETUA PENGARAH                                       masalah utang negara. Masalah yang
                        Dra. Damayanti, M.Si                              Psatu ini selalu  membawa isu sensitif,
                        (Deputi Pesidangan)
                       PIMPINAN PELAKSANA                                  karena bercampur dengan kepentingan
                      Drs. Djaka Dwi Winarko, M.Si
                      (Karo Pemberitaan Parlemen)                          politis. Jumlah utang cukup tinggi mencapai
                        PIMPINAN REDAKSI
                      Drs. Mohammad Djazuli, M.Si                          Rp 3.672,33 triliun, atau hampir dua kali lipat
                        (Kabag Media Cetak)                                dari  APBN  2017 sebesar  Rp  2.080  triliun.
                      WAKIL PIMPINAN REDAKSI
                      Sugeng Irianto, S.Sos., M.A.                         Selama dua setengah tahun Pemerintahan
                       (Kasubag Media Cetak)                               Presiden  Joko  Widodo jumlah  utangnya
                         Ahyar Tibi, S.H
                       (Kasubag Media Analisis)                            bertambah hingga Rp 1.062 triliun.
                        Nita Juwita, S.Sos
                     (Kasubag MedSos dan Website)                            Isu utang ini menimbulkan pro-kontra di
                          REDAKTUR
                     Mastur Prantono, Suciati,S.Sos                        masyarakat tak terkecuali di DPR. Di DPR
                       SEKRETARIS REDAKSI                                  lah keputusan politik soal anggaran dibahas
                          Hasri Mentari
                        ANGGOTA REDAKSI          secara mendalam apalagi salah satu tugas pokok Dewan adalah penyusunan
               Muhammad Husen, Sofyan Efendi, Virgianne Meiske Patuli,
                  Devi Iriandi, Hendra Sunandar, Surahmat Eko,   anggaran negara bersama pemerintah.
                Agung Sulistiono, SH, Rahayu Setiowati, Ria Nur Mega  Menurut Wakil Ketua DPR Agus Hermanto,  kita tidak melarang utang,
                        REDAKTUR FOTO
                      Iwan Armanias, Eka Hindra   tapi utang harus dimanfaatkan  untuk  kemakmuran bangsa.  Setidaknya
                         FOTOGRAFER
                 Rizka Arinindya, Naefuroji, M. Andri Nurdiansyah,   indikator-indikator ekonomi naik. Ini indikatornya turun, utangnya malah
                 Jaka Nugraha, Runi Sari Budiati, Jayadi Maulana,   tambah besar. Apalagi, kalau rasio utang per GDP, wah kelihatan sekali
                  Arief Rachman, R. Kresno P.D  Moempoeni,
                        Azka Restu Fadilah       jebloknya. Dari masa Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY,
                       ADMINISTRASI FOTO
                        Bagus Mudjiharjanto      dan Jokowi rasio utang kita per GDP makin tinggi.
                     ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA
                  Bagian Media Cetak & Media Sosial DPR RI  “Padahal, kita termasuk negara-negara G20. Kalau kita tidak waspada,
                       Gedung Nusantara II lt. 3  kita bisa lewat dari G20. Kita tak boleh membebani anak cucu kita dengan
                  Jl. Jend. Gatot Soebroto - Senayan, Jakarta
                      Telp. (021) 5715348, 5715350  tumpukan utang,”katanya mengingatkan.
                        Fax. (021) 5715341
                    email : dpr.pemberitaan@gmail.com  Namun pendapat berbeda disampaikan politisi PDI Perjuangan
                        www.dpr.go.id/berita     Hendrawan  Supratikno. Kekhawatiran  bahwa utang pemerintah bisa

                       PENERBITAN                membahayakan perekonomian nasional  tidak benar.  Pasalnya, Undang-
                      PimPinan Penerbitan        Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, mengatur batas
               Djustiawan Widjaya, S.Sos. M.AP (Kabag Penerbitan)  utang yang ada dalam Pasal 12 Ayat 3. Di situ diyatakan defisit dibatasi
                   Penanggung Jawab Produksi
                    Mediantoro, S.E (Kasubag Produksi)  maksimal 3 persen dari produk domestik bruto (PDB), dan jumlah pinjaman
                        staf Produksi
                      Subadri, S.E, Barliansyah,   dibatasi maksimal 60 persen dari PDB. Utang Indonesia dinilai masih jauh
                    Fathurahman, Abdul Kahfi, S. Kom  dibandingkan dengan negara lain.
                     distribusi dan sirkulasi
                    Drs. Karyanto (Kasubag Distribusi)  Rasio utang Indonesia masih berada di kisaran 27,9 persen dari PDB.
                         administrasi
                         Sjaefudin, S.Sos        Jauh di bawah ambang batas 60 persen dari PDB dan tergolong rendah bila
                koordinator distribusi dan sirkulasi  dibandingkan dengan negara lainnya yang bisa mencapai 100-200 persen
                           Mujiono
                       fotograPHer art           dari PDB. Rasio utang Malaysia saja saat ini mencapai 40 persen terhadap
                        Friederick Munchen
                   staf distribusi dan sirkulasi  PDB, Thailand 50 persen terhadap PDB, dan Jepang menembus 200 persen
                   Arif, Lamin, Remon, Yuliana Puspita,
                       Ifan, Izzi Fauzul Umam    terhadap PDB.
                   Telp. 021-571 5697 Fax. 021-571 5421   Meski demikian patut dicatat, utang negara benar-benar dikelola secara
                    Email : penerbitandpr@gmail.com
               HUBUNGI BAGIAN PENERBITAN UNTUK PERMINTAAN   produktif. Pilihan mempercepat pembangunan infrastruktur diharapkan
                   HASIL CETAK DAN DISTRIBUSI (GRATIS)  akan berdampak pada kemajuan antar daerah dan pada gilirannya akan
                     ISI BERITA DAN MATERI FOTO
                 DILUAR TANGGUNG JAWAB BAGIAN PENERBITAN  meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat. Juga perlu diingat cita-cita
                                                 besar Presiden pertama Soekarno yang mencanangkan bangsa Indonesia
                                                 berdikari. Bangsa yang mampu membangun dengan berdiri diatas kaki
                                                 sendiri tanpa dibebani utang.








              2  |  PARLEMENTARIA n Edisi : 153 TH. XLVII 2017
   1   2   3   4   5   6   7