Page 12 - MAJALAH 110
P. 12
raktik transaksional hampir menjadi
pemandangan biasa setiap kali Pemilu
dilangsungkan. Pesta lima tahunan itu, tidak
saja dimaknai sebagai pesta demokrasi,
Plebih dari itu sebagai pesta transaksional. Di
sinilah pentingnya pendidikan politik bagi masyarakat
kita. Masyarakat harus diajarkan cerdas memilih
wakil-wakilnya yang kelak akan memberi warna pada
parlemen 2014-2019.
Wajah lama, memang, masih mendominasi daftar
caleg. Tapi wajah baru juga tidak kalah menariknya
untuk terus diamati. Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung
Wibowo saat ditemui Parlementaria secara eksklusif di
ruang kerjanya, menyatakan, wajah DPR 2014-2019
kemungkinan tidak akan berubah. Wajah lama masih
banyak terpilih. Namun, yang lebih penting, masyarakat
pemilih jangan lagi memilih wakil rakyat yang rekam
jejaknya buruk. Berikut petikan lengkapnya.
Apa yang perlu disikapi masyarakat jelang pemilu
legislatif?
Pertama pemilih harus harus diberi edukasi atau
pendidikan politik sehingga bisa memilih secara baik
dan cermat karena harus diakui secara jujur dalam Bila kemudian orang menaruh
sistem seperti sekarang ini, pragmatisme selalu menjadi
persoalan yang dihadapi setiap pemilu apalagi pemilu harapan terlalu tinggi kepada
legislatif. Kalau melihat proses rekrutmen atau seleksi DPR hasil pemilu 2014, jujur
yang dilakukan oleh partai-partai, tidak ada terobosan
baru yang akan memberikan sebuah harapan luar biasa saya katakan kemungkikan
untuk perubahan hasil pemilu tahun 2014 ini. bakal kecewa. Tetapi, yang
harus dilakukan, bagaimana
Saya melihat wajah DPR tahun 2014 kurang lebih
akan sama dengan wajah DPR hasil pemilu 2009. Agar meningkatkan performance agar
performancenya bisa lebih baik, perlu adanya aturan
main terutama UU MD3 yang sekarang sedang dibahas tahun pemilu 2014 hasilnya lebih
untuk bisa membuat kehadiran anggota DPR lebih baik daripada tahun 2009.
rajin, mau memperjuangkan aspirasi para pemilihnya,
dan dalam setiap pembahasan legislasi selalu dilakukan kemahasiswaan dan macam-macam organisasi.
dengan baik. Yang ketiga, dari birokrasi, TNI/Polri. Dan keempat,
pengusaha.
Bila kemudian orang menaruh harapan terlalu tinggi
kepada DPR hasil pemilu 2014, jujur saya katakan Dalam pemilu sistem seperti ini dengan pragmatisme
kemungkikan bakal kecewa. Tetapi, yang harus tinggi, butuh kapital dan modal sosial yang cukup
dilakukan, bagaimana meningkatkan performance tinggi. Sekarang tanpa melewati proses kaderisasi
agar tahun pemilu 2014 hasilnya lebih baik daripada berjenjang sudah bisa langsung menjadi calon anggota
tahun 2009. Salah satunya memperbaiki aturan DPR RI.
main perundang-undangan atau sistem demokrasi
di dalam DPR sendiri. Tak kalah pentingnya, sanksi Pendidikan politik belum sepenuhnya digarap oleh
dan kewenangan Badan Kehormatan DPR harus nagara. Masyarakat masih menganggap pemilu
ditingkatkan. sebagai pesta transaksional. Calegnya sendiri selalu
membuka kesempatan untuk itu. Komentar Anda?
Kenapa saya katakan relatif tidak akan banyak
perubahan yang signifikan, pasalnya proses rekrutmen Itu sebuah kenyataan di lapangan yang tidak
oleh partai juga tidak mengalami perubahan yang terbantahkan. Dari pemilu langsung yang berulang-
signifikan. Tetap saja kriteria pertama yang direkrut ulang rakyat selalu mendapatkan kekecewaan. Para
adalah public figure atau orang yang sudah mempunyai tokoh yang selama ini diinginkan ternyata terkena
nama. Kedua, adalah para pengurus partai, aktivis kasus korupsi. Inilah yang mengakibatkan transaksional
12 PARLEMENTARIA EDISI 110 TH. XLIV, 2014