Page 5 - MAJALAH 159
P. 5

PENyELESAIAN HAK-HAK SEORANG KARyAWAN

                           yANG TELAH DI PHK SECARA SEPIHAK


                   engaduan terkait permohonan penyelesaian hak-hak seorang karyawan yang telah di PHK secara sepihak oleh sebuah
                   perusahaan di Gresik, Jawa Timur. Permasalahan bermula bahwa pengadu dituduh telah merugikan perusahaan dan
              P diminta untuk menandatangani surat pengunduran diri dengan diberikan uang kebijaksanaan sebesar satu kali gaji. Pihak
              pengadu merasa diperlakukan tidak adil, apabila menolah melakukan penandatanganan pengunduran tersebut, maka yang
              bersangkutan akan dituntut perusahaan untuk membayar uang sebesar Rp. 100 Juta (seratus juta rupiah) dan apabila tidak
              mampu membayar , maka perusahaan akan menyita rumah, dan sejak tanggal 11 Juli 2017 pengadu sudah tidak diperbolehkan
              masuk kerja lagi. Atas permasalahan tersebut, pengadu mengajukan perlindungan hukum dengan pertimbangan bahwa
              pengadu telah menyelesaikan secara kekeluargaan, namun ditanggapi dengan ancaman akan diproses secara hukum dan akan
              menyita rumah dan mobil milik pengadu, dan perbuatan sewenang-wenang dan arogansi yang dilakukan oleh perusahaan
              adalah menyalahi hukum yang dapat diproses secara hukum baik perdata, pidana maupun tata usaha.

                  DUGAAN TINDAK PIDANA                                              PENENTUAN

                KoRUPSI DI lINGKUNGAN                                                SEMPADAN
                                                                                       SUNGAI
                       SEKRETARIAT DPRD                                           CISADANE DAN

                                DAN PEMDA                                         TERBENTUKNyA
                                                                                   DESA wISATA

                   engaduan terkait laporan masyarakat tentang dugaan tindak pidana
                   korupsi di lingkungan Sekretariat DPRD dan Pemda Kabupaten Sumedang,   engaduan terkait
              P adanya kebocoran dalam pengelolaan anggaran APBD. Permasalahannya    penyelesaian penentuan
              pada pengadaan barang dan jasa yang menggunakan APBD hampir seluruhnya   P sempadan Sungai Cisadane
              dilaksanakan dengan cara penunjukan langsung tanpa memperhatikan prosedur   dan terbentuknya Desa Wisata
              yang diatur dalam Perpres No 70 Tahun 2012.  Pengadaan barang dan jasa tersebut   untuk peningkatan PAD Kabupaten
              dilakukan dengan penunjukan langsung dimaksudkan agar kegiatan tersebut dapat   tangerang. Permasalahan bermula
              dipecah-pecah sehingga dapat dikuasai oleh beberapa gelintir oknum baik dari   bahwa para petani penggarap dan
              lembaga legislatif maupun eksekutif, bahkan dijual belikan kepada pihak-pihak   penduduk kampung asli sempadan
              tertentu. Kondisi tersebut telah berjalan dari tahun ke tahun yang pada akhirnya   sungai telah berkoordinasi dengan
              berdampak negatif terhadap hasil pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan secara   Kementerian PUPR Ri cq Balai
              kualitas maupun kuantitas. Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK banyak ditemukan   Besar Ciliwung Cisedane dalam
              adanya kecurangan, ketidakpatuhan, dan ketidakcermatan dalam pembangunan   rangka penghijauan lingkungan
              anggaran di lingkungan pemerintah Kabupaten Sumedang serta dikuatkan dengan   dan penciptaan hutan sosial
              hasil pemeriksaan fisik di lapangan yang diduga terdapat perbuatan melawan   dengan menanam pohon bantuan
              hukum yang dapat merugikan keuangan negara..                       Kementerian LHK sepanjang
                                                                                 sempadan sungai yang rusak
                                                                                 tercemar akibat kegiatan galian
                                                                                 pasir ilegal. Pengadu telah
                                                                                 berkoordinasi dengan pemerintah
                                                                                 daerah setempat, dan Kementerian
                                                                                 PUPR agar segera menentukan
                                                                                 garis sempadan, namun sampai
                                                                                 saat ini belum ada rapat koordinasi
                                                                                 antara Kementerian PUPR dan
                                                                                 Kementerian LHK dan Pemerintah
                                                                                 Kabupaten tangerang untuk
                                                                                 menentukan hal tersebut, menurut
                                                                                 pengadu institusi tersebut yang
                                                                                 mendukung gerakan desa wisata
                                                                                 agar dapat miningkatkan PAS
                                                                                 dan pemberdayaan mayarakat
                                                                                 setempat.


                                                                               159 XLVIII 2018  PARLEMENTARIA  5
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10