Page 61 - MAJALAH 158
P. 61
Meutya hafid Isi Kegiatan Dapil
dengan Pembangunan SDM
Anggota DPR RI Dapil
Sumut I Meutya Hafid,
mengisi kegiatan di
daerah pemilihan
dengan memberikan
pemahaman tentang
pentingnya penguasaan
ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) di era
globalisasi ini. FOTO: DOKPRI/IW
elain itu yang tidak kalah penting,
politisi dari Fraksi Partai Golkar Anggota DPR RI Meutya Hafid berdiskusi di Pesantren Mawaridussalam
S ini juga menanamkan pendidikan
kebangsaan bagi para generasi muda sendiri dan orang banyak dengan
di daerah pemilihannya. Menurutnya membuka konten-konten negatif. “Pentingnya nilai-nilai
nilai-nilai pilar kebangsaan penting Menurutnya penggunaan internet pancasila dan rasa
ditanamkan sedini mungkin, agar warga sebenarnya tergantung pada
negara tidak mudah diprovokasi untuk penggunanya, jika digunakan untuk nasionalisme harus
memecah belah bangsa. menambah ilmu pengetahuan yang ditanamkan sedini
Saat kembali ke dapil, Meutya bermanfaat untuk diri sendiri dan orang mungkin, karena nilai-
bekerja sama dengan Pondok Pesantren banyak, tanpa merusak moral generasi nilai tersebut sebagai
Mawaridussalam, bersama para penerus bangsa, maka internet itu amat pondasi diri agar tidak
santrinya mengadakan diskusi denga sangat bermanfaat dan membantu. dapat mudah dipecah
tema ‘Arah dan Tahapan Pembangunan “Namun, jika sebaliknya maka akan belah oleh oknum-
Bidang Sumber Daya Manusia dan menjadi bumerang untuk kita sendiri
Penguasaan IPTEK’ di Aula Pondok maupun orang banyak,” ujar Meutya. oknum yang tidak
Pesantren Mawaridussalam, Desa Sumut I yang menjadi daerah bertanggung jawab,
Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang pemilihannya meliputi Medan, Deli
Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Serdang, Serdang Bedagai dan Tebing rasa nasionalisme harus ditanamkan
Adanya gagasan ini dikarenakan Tinggi. Diskusi ini diikuti oleh santri dan sedini mungkin, karena nilai-nilai
munculnya penemuan-penemuan santriwati, staf pendidik serta pimpinan tersebut sebagai pondasi diri agar tidak
teknologi, difusi inovasi teknologi pondok pesantren. Selain di pondok mudah dipecah belah oleh oknum-
mutakhir yang diukur dari jumlah pesantren, Meutya juga mengadakan oknum yang tidak bertanggung jawab,”
pengguna internet. Mengiringi kualitas Sosialisasi Pilar Kebangsaan di Sekolah kata Meutya Hafid dalam sosialisasi
IPTEK tersebut, peningkatan kualitas Menengah Kejuruan (SMK) Gema Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka
Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi Buwana, Medan. Tunggal Ika di SMK Gema Buwana,
kunci prioritas, khususnya kalangan anak Kegiatan yang diadakan Meutya Medan.
muda. sebagai respon maraknya peredaran Meutya mengimbau kepada ratusan
“Di era globalisasi saat ini, hampir berita hoax dan paham-paham yang siswa-siswi agar waspada dengan berita
semua orang di dunia menggunakan dapat memecah belah bangsa saat ini. hoax dan konten-konten negatif yang
internet untuk berbagai kebutuhan, Guna menangkal itu, sangat penting dan memicu perpecahan. “Keberagaman
seperti belajar, belanja online, aktivitas harus ditanamkan nilai-nilai Pancasila yang ada di Indonesia, khususnya
perbankan, transportasi dan sebagainya. sebagai sendi kehidupan berbangsa dan Sumatera Utara harus dipupuk sikap
Untuk itu tak dapat dipungkiri, kita tidak bernegara. Karena, anak muda sangat saling hormat menghormati antar suku,
terlepas dari yang namanya internet,” rentan dengan provokasi negatif, untuk agama dan ras. Jangan mudah diadu
jelas Meutya. melakukan tindakan-tindakan yang domba, karena kita sudah mengenal
Dia berpesan agar pesatnya mengandung ujaran kebencian, toleransi dan diajarkan sejak kecil dengan segala
teknologi informasi saat ini, jangan bahkan aksi terorisme. perbedaan yang ada,” kata Wakil Ketua
dijadikan sebagai ajang merusak diri “Pentingnya nilai-nilai pancasila dan Komisi I DPR RI. EKO
158 XLVIII 2018 PARLEMENTARIA 61

