Page 53 - MAJALAH 113
P. 53
epada reporter M.Husen
dan fotografer Rizka Arin-
Kindya dari Parlementaria,
Hasanuddin berbagi kisah hidup
yang menarik. Kenangan masa ke-
cil yang indah di kampung, hingga
romantika menjadi seorang taruna
militer, merupakan episode yang
selalu indah dikenang. Putra Ma-
jalengka, Jawa Barat, ini pernah
menjadi ajudan dan sekretaris mili-
ter untuk 5 presiden, dari Soeharto
sampai SBY. Pensiun dini dari dunia
militer, ia kemudian memutuskan
berkiprah di dunia politik.
Anak Petani yang Egaliter
Sangiang, 1952. Sebuah desa
di Kota Majalengka yang indah
nan sejuk. Berada di kaki Gunung
Ceremai dengan ketinggian 1600
m di atas permukaan laut. Areal
sawah membentang luas sepanjang
mata memandang. Desa begitu Hasanuddin. memelihara kambing, kerbau, dan
hijau dan subur. Air mengalir sapi. Ia juga suka mancing ikan dan
deras begitu jernihnya. Alam telah Kini, di rumah Sutisna dan belut di sawah bersama sahabat-
memberikan penduduk desa ini Juansih kedatangan jagoan kecil sahabat kecilnya. Pencak silat
dengan keindahan, kesejukan, dan yang menggemaskan. Setelah adalah permainan favoritnya saat
kesuburan. Di kejauhan tampak kelahiran Hasanuddin, masih ada 4 kecil. Di kampungnya, seni beladiri
Gunung Ceremai berdiri begitu adiknya yang lahir kemudian. Jadi, jadi hiburan rakyat setiap malam
anggun dan gagahnya. Hasanuddin adalah anak kelima minggu, selain juga reog. Untuk
dari 9 bersaudara. Hasanuddin kecil pencak silat, Hasanuddin bahkan
Lanskap desa teramat indah yang tumbuh menjadi anak periang dan terus menekuninya hingga kini.
selalu mengundang romantisme suka bermain. Ia besar di lingkungan
kerinduan pada kampung halaman. keluarga religius dengan tradisi Satu lagi permainan yang
Mayoritas penduduk di Desa Sunda yang kental. disukainya, ia suka bermain bola
Sangiang adalah petani. Sebagian dan voli. Saat bermain bola,
lainnya adalah pedagang dan Ayahnya adalah juri kunci untuk Hasanuddin selalu menjadi kiper.
PNS. Nah, di desa inilah hidup makam leluhur. Di kampungnya ada Karena tubuhnya tinggi, ia sering
keluarga sederhana. Seorang makam Kerajaan Talaga Manggung didaulat teman-temannya jadi kiper.
petani bersahaja yang religius. Ia yang berdiri pada abad XIII M. Konon Sedikit melompat saja, tangannya
juga dikenal sebagai kepala desa keluarga Hasanuddin merupakan bisa menjangkau tiang. Dengan
dan juru kunci. Adalah R. Sutisna trah ke-17 Raja Talaga. Raja tersebut menjadi kiper, Hasanuddin kecil
Wila Santana, sosok yang sangat keturunan Kerajaan Galuh. Dan bisa lebih santai bermain bola. Ia
dihormati oleh penduduk setempat. Kerajaan Galuh juga punya ikatan bisa duduk berlama-lama di bawah
darah dengan Kerajaan Padjadjaran. tiang gawang. Sementara teman-
Didampingi istri tercinta R. Hasanuddin kelak meneruskan temannya berjibaku merebut bola
Juansih, sepasang insan ini sedang profesi ayahnya sebagai juru kunci di tengah lapangan.
menanti kelahiran anak kelimanya. situs makam purbakala ini, yang
Sore hari, menjelang matahari sudah jadi objek wisata menarik di “Buat apa cape-cape. Saya bisa
terbenam, akhirnya tangis bayi Majalengka. duduk-duduk jadi kiper. Kalau
memecah ketegangan. Takbir dan bolanya sudah dekat, baru saya
tahmid tiada henti terucap sebagai Sementara itu, ibunda Hasanuddin berdiri,” kenang Hasanuddin, penuh
rasa syukur atas karunia anak kelima adalah wanita sederhana yang tawa. Begitu pula untuk permainan
berjenis kelamin laki-laki. Kalender sangat religius. Kesehariannya voli. Tubuhnya sangat ideal untuk
di dinding waktu itu menunjukkan membantu sang suami di sawah. melompat melakukan smes di
8 September 1952. Sang jabang Sebagai anak petani, Hasanuddin depan net. Bahkan, hingga menjadi
bayi kemudian diberi nama Tubagus k e c il m e mb a n t u a y a hn y a taruna di AKABRI pun, voli masih
PARLEMENTARIA EDISI 113 TH. XLIV, 2014 53