Page 70 - MAJALAH 113
P. 70

SOROTAN




          ada tuntutan mendidik anak, yang misalnya kurang me-
          miliki kecerdasan, namun harus lulus UN, akhirnya men-
          jadikan kebohongan massal yang dilakukan oleh guru
          agar anak-anaknya lulus. Jika dikembalikan ke sekolah,
          maka berikanlah kebaikan dan kejujuran kepada anak.
          Jika anak itu tidak lulus, jangan dipaksakan lulus. Peran
          sekolah dalam membentuk karakter anak ini diperankan
          lagi,” jelas Reni.

           Justifikasi 6 Mata Pelajaran

           Mata pelajaran yang di-UN-kan hanya enam, dari be-
          lasan mata pelajaran yang biasa dipelajari siswa selama
          menjalani pendidikan di level SMA. Reni melihat, ada
          ketidakadilan lagi pada poin ini. Siswa dituntut untuk
          lulus pada 6 mata pelajaran, sedangkan kemampuan
          setiap siswa berbeda, bahkan bisa diluar 6 mata pela-
          jaran itu.

           “Bayangkan, siswa yang memiliki bakat di drama atau
          menyanyi, dipaksa untuk mengerjakan matematika, pa-  “Sampai saat ini, memang masih perdebatan, masih
          dahal itu mata pelajaran yang tidak ia sukai. Kemudian  diperlukan UN atau tidak. Karena sebagian masyarakat,
          ia menjadi tidak lulus karena matematika, padahal dia  mengatakan UN dihapus saja, karena tidak menjadi alat
          punya kecerdasan lain. Ketidakadilan UN seperti seka-  bukti untuk masuk perguruan tinggi atau pendidikan
          rang, hanya menitikberatkan siswa kepada aspek kog-  selanjutnya. Kita evaluasi, banyak yang berharap UN ini
          nisi saja, tanpa diberikan kesempatan bahwa si anak  dihapuskan. Namun di satu sisi, UN ini masih diperlu-
          memiliki kecerdasan lain yang tidak terekspos atau tidak  kan,” jelas Muslim.
          teraktualisasikan di dalam UN. Kan kecerdasan siswa
          berbeda-beda, sedang apa yang menjadi kesukaan me-  Politisi Demokrat ini juga mempertanyakan efektifi-
          reka tidak di-UN-kan,” sesal Reni.                tas UN. Ia menilai, jika memang UN tidak memberikan
                                                            dampak apa-apa, tentu akan lebih baik dihapus saja.
           Dari sekian banyak potensi anak, tambah Reni, ke-  Seharusnya, UN itu berpengaruh ke jenjang pendidikan
          mampuan siswa dijustifikasi oleh 6 mata pelajaran.  berikutnya, sehingga anak juga berlomba-lomba un-
          Ibaratnya, siswa disuruh melompati tinggi 100 meter,  tuk mendapatkan nilai yang terbaik. Namun, kalau ke
          tapi di sekolah diajarkan hanya 50 meter, jadi ketika  perguruan tinggi harus test lagi, efektifitas UN menjadi
          lompat terjatuh semua. Apalagi, tidak diimbangi de-  dipertanyakan.
          ngan fasilitas sekolah yang memadai.
                                                              “Kita coba evaluasi UN 2014 ini. Tingkat ketidaklu-
           “UN menjadi momok seram. Kalau seluruh fasilitas  lusan di beberapa daerah sangat tinggi, memang kita
          sekolah di seluruh Indonesia sudah merata, baru bisa  perlu evaluasi, masih layak atau tidak UN ini. Kalau efek-
          UN. Namun fungsinya bukan kelulusan, tapi untuk map­  tifitasnya tidak memberikan dampak lagi, kenapa kita
          ping (pemetaan) saja. Saat ini, UN yang dicapai bukan  tidak hapus saja?” ujar Muslim seolah bertanya.
          substansi, tapi hanya formalitas saja. Intinya evaluasi
          belajar tahap akhir. UN yang dilakukan saat ini, lebih   Ia menilai, sistem UN 2014 sudah banyak perbaikan.
          baik dihentikan saja, karena menciptakan iklim yang  Namun, harus tetap dicari formula yang terbaik untuk
          tidak sehat dan kondisi yang menjauhkan dari tujuan  menentukan standar kelulusan. Walaupun UN 2014 le-
          pendidikan Indonesia. UN ini menjustifikasi anak yang  bih baik dibanding tahun sebelumnya, harus dievaluasi.
          memiliki banyak bakat, dengan hanya 6 mata pelajar-
          an,” ujar Reni.                                     “Pada 2013, UN kacau balau. Namun pada 2014 ini
                                                            sudah semakin baik, ada perbaikan. UN dari tahun ke
           Secepatnya Dievaluasi                            tahun akan menjadi bahan evaluasi kita, sehingga akan
                                                            dicari formula terbaik, UN atau mekanisme sejenis UN
           Ditemui di waktu yang berbeda, Anggota Komisi X  apalah, apa yang paling cocok jika bicara kelulusan.
          DPR RI Muslim menyatakan pelaksanaan UN memang  Apapun namanya, memang masih diperlukan semacam
          harus dievaluasi. Dari hasil pengamatannya di beberapa  standar siswa untuk lulus dari sekolah. Cuma mungkin
          daerah, ia mengaku masyarakat masih pro dan kontra  formatnya yang harus menjadi konsentrasi,” tutup Mus-
          terhadap UN. Sebagian masyarakat meminta UN lebih  lim. (sf) foto: naefurodjie, dok/parle/hr
          baik dihapus saja.




          70  PARLEMENTARIA  EDISI 113 TH. XLIV, 2014
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75