Page 68 - MAJALAH 113
P. 68
SOROTAN
MOMOK SERAM UJIAN NASIONAL
Ujian Nasional dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, hingga Sekolah Menengah Atas
dan sederajat telah usai. Hasil akhir UN telah dirilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Predikat “LULUS” tentu sangat diharapkan oleh seluruh siswa. Tentu, bukan hanya lulus, namun dari hasil
UN ini diharapkan dapat memuluskan langkah untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya.
amun, dari 1.632.757 siswa SMA/MA
yang mengikuti UN 2014, angka kelulu-
san sebanyak 1.624.946 (99,52%). Be-
rarti, sebanyak 0,48% atau 7.811 siswa
Ndinyatakan tidak lulus. Angka tidak lulus
disumbangkan terbesar oleh Aceh, disusul Nusa Teng-
gara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Di sisi lain, penyelenggaraan UN masih mengundang
pro kontra. Ada beberapa pihak menilai efektifitas UN
masih diragukan. Bahkan, akibat dari pelaksanaan UN,
siswa-siswi menjadi stres. Selain itu, sampai ada yang
melakukan “ritual” agar lulus UN. Mulai dari menjampi-
jampi pensil yang akan digunakan untuk UN, hingga
keluar rumah sebelum ujian melalui kolong kaki ibu-
nya, dengan maksud untuk mendapat restu. Walaupun
mendapat kritik keras dari berbagai pihak, Pemerintah
tetap tidak bergeming dan melanjutkan penyelengga-
raan UN.
daerah dengan berupaya agar seluruh anak di daerah-
“Ketika pemerintah bersikeras menyelenggarakan UN, nya harus lulus. Ironisnya, temuan menunjukkan Kepala
pengaruhnya buat negeri ini apa? Apa dampaknya ter- Dinas terlibat langsung pada kebocoran soal.
hadap anak yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan
berikutnya? Ataukah kemudahan mereka mendapatkan “Secara logika akademis, proses seperti ini sudah di
pekerjaan jika mereka lulus? Apakah UN memotivasi luar akal sehat. Bagaimana mungkin, guru yang se-
anak untuk lebih baik? Tidak ada indikator yang menun- harusnya mengajarkan ketauladanan, kejujuran, dan
jukkan hal itu,” tanya Anggota Komisi X DPR RI Reni segala kebaikan, ini malah melakukan kecurangan itu
Marlinawati saat memulai perbincangan dengan Parle, sendiri,” imbuh Reni.
baru-baru ini.
Bahkan, selama kurang lebih lima bulan sebelum UN
Politisi PPP ini menilai, dengan adanya UN, malah ter- dilaksanakan, prioritas yang diajarkan kepada siswa
jadi konsensus kesepakatan secara kolektif pimpinan di bukan lagi pelajaran yang sebagaimana biasanya, me-
68 PARLEMENTARIA EDISI 113 TH. XLIV, 2014