Page 69 - MAJALAH 113
P. 69

lainkan proses belajar mengajar diarahkan kepada pem-  kepada masing-masing sekolah dan daerah. Sehingga,
            bekalan, pengayaan, dan penguatan kepada 6 (enam)  sekolah dapat menentukan standarnya masing-masing,
            mata pelajaran yang di-UN-kan.                     karena sekolah sendiri lah yang mengetahui kemam-
                                                               puan anak. Selain itu, tak terjadi kesenjangan antar dae-
              “Itu sudah tidak benar. Tujuan dari pendidikan itu bu-  rah, karena fasilitas sekolah di setiap daerah berbeda.
            kan hanya kognisi dari mata pelajaran yang di-UN-kan,
            tetapi mereka harus memahami mata pelajaran lain.    “Menurut saya, tidak perlu ada UN. Jadi, menggunak-
            Misalnya Pendidikan Agama, dimana pendidikan agama  an evaluasi belajar tahap akhir, dan itu dititikberatkan
            juga penting. Termasuk mata pelajaran Kewarganega-  pada sekolah. Kalau UN saat ini, soal ujiannya di seluruh
            raan, dimana dia memahami arti kebangsaan, ke-     Indonesia sama, kemudian penilaiannya sama, sedang-
            warganegaraan, dan cinta tanah air. Itu pelajaran lain  kan standar yang menyertai anak untuk bisa menjawab
            yang juga penting,” tambah Reni.                   soal yang sama itu belum ada, ini tentu tidak adil. Con-
                                                               toh, fasilitas pendidikan untuk di perkotaan, jauh lebih
              Ironisnya, dengan adanya UN ini, malah sudah ke-  lengkap dibandingkan dari yang pedalaman, sedangkan
            bablasan. Nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dalam  diberi soal yang sama, ini kan menjadi tidak adil,” tegas
            dunia pendidikan, sudah terabaikan. Bahkan, siswa  Reni.
            berusaha dengan sangat jelasnya sesama siswa dari
            sekolah lain, bahkan diketahui oleh gurunya, melaku-  Ketika kebijakan ujian diberikan kepada sekolah, di-
            kan aksi mencontek dengan menggunakan telepon  perlukan integritas dari pejabat daerah maupun seko-
            genggam.                                           lah untuk menjunjung tinggi pentingnya kujujuran dan
                                                               kebenaran. Walaupun soal dibuat oleh sekolah atau
              “Ini sudah tidak masuk akal. Bagaimana mungkin,  pemerintah daerah, kedua pihak ini harus mengetahui
            anak di sekolahnya diajarkan sikap jujur dan kebaikan,  bagaimana kemampuan siswa, sehingga tidak terjadi
            tapi kemudian guru melakukan pembiaran kepada anak  pemaksaan.
            untuk melakukan kegiatan mencontek,” geram Reni.
                                                                 “Di sinilah proses upaya mengembalikan kembali insti-
              Politisi dari Dapil Jawa Barat IV ini menegaskan UN  tusi pendidikan sebagai lembaga pembentuk anak, di-
            sudah tidak diperlukan lagi. Ia mengusulkan menggu-  mana disitu kejujuran dan kebenaran dijunjung tinggi.
            nakan evaluasi belajar tahap akhir, dan dititikberatkan  Kalau sekarang, saya melihat guru itu tidak jujur, karena


                         Tabel Ketidaklulusan Siswa SMA/MA Tahun 2013/2014


             Provinsi                      Peserta  Tidak Lulus  Provinsi                     Peserta  Tidak Lulus
             Kalimantan Utara                4.469     112      Sulawesi Utara                 15.591     59
             Papua Barat                     6.749     114      Kalimantan Timur               19.254     127
             Sulawesi Barat                  8.810     74       Kalimantan Selatan             24.602     258
             Kepulauan Riau                 11.020     85       Kalimantan Tengah              16.642     342
             Banten                         61.555     118      Kalimantan Barat               33.248     264
             Gorontalo                       8.063     10       Lampung                        54.523     175
             Bangka Belitung                 6.972     47       Sumatera Selatan               68.995     384
             Maluku Utara                   12.155     157      Jambi                          28.168     239
             Bengkulu                       15.182     208      Riau                           50.595     169
             Papua                          15.427     299      Sumatera Barat                 49.881     228
             Nusa Tenggara Timur            44.685     448      Sumatera Utara                119.315     514
             Nusa Tenggara Barat            46.251     460      Aceh                           56.981     785
             Bali                           26.424     78       Jawa Timur                    229.164     196
             Maluku                         21.209     299      DI Yogyakarta                  20.145      8
             Sulawesi Tenggara              26.039     490      Jawa Tengah                   160.072     131
             Sulawesi Selatan               76.724     394      Jawa Barat                    217.754     62
             Sulawesi Tengah                21.786     433      DKI Jakarta                    54.671     102



                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 113 TH. XLIV, 2014  69
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74