Page 17 - MAJALAH 94
P. 17

LAPORAN  UT   AMA
               LAPORAN  UTAMA




           kota. Namun, ini masih merupakan     Sedangkan cara menghitung      Dengan telah dibekali pendidikan
           ide awal dan Kemendikbud belum    angka partisipasi kasar, misalnya, usia   lebih dulu mereka sekarang bisa
           membicarakan dengan  Kementerian   SMP, dicari anak usia tersebut yang   menjadi bartender, receptionist
           Keuangan.                         sudah sekolah disitu dibagi dengan   di hotel, dan tidak menjadi PLRT.
                                             jumlah  penduduk usia 13 -15 tahun.   Berbeda dengan mereka yang tidak
           Bagaimana cara menghitung porsi   Namun, seperti diketahui ada anak   memiliki standar profesi, lebih-lebih
           bantuan yang akan diberikan       yang usianya  baru 12 tahun sudah   mereka yang  perginya illegal atau
           Pemerintah pusat kepada  daerah   masuk SMP dan usianya lebih dari 15   mereka yang bekerja di perkebunan
           nanti?                            tahun masih duduk di bangku SMP.    tanpa memiliki dokumen akhirnya
                                             Nah, untuk APK semua itu dihitung   diperlakukan sebagai budak
             Pemerintah sekarang hanya       dibagi dengan jumlah penduduk usia   oleh pemberi pekerjaan. Dengan
           menghitung rata-ratanya dulu      13 - 15 tahun. APM digunakan untuk   mempunyai bekal standar profesi
           dengan menghitung indikator       mengukur angka partisipasi SD.    tertentu segala sesuatunya bisa
           banyaknya jumlah penduduk usia       Untuk angka partisipasi SMA,   mengubahnya menjadi jelas.
           menengah yang harus didorong      MA dan SMK digunakan APK             Dan, sebenarnya lulusan SMK
           masuk ke SMA, MA dan SMK. Tetapi   kemarin dihitung sekitar 74 persen   itu banyak yang bisa difasilitasi
           begitu masuk pada pembagian porsi   di banding angka partisipasi SMP   untuk menggantikan tenaga-tenaga
           jumlah yang harus diberikan kepada   sebesar 99 persen. Disini tampak ada   kerja sesuai dengan profesi yang
           Pemerintah Daerah propinsi, maka   gap yang cukup besar. Bayangkan   diperlukan dari pada tenaga informal
           ada sejumlah indikator lain yang   mau kerja apa lulusan SMP?  Mau   yang tidak dapat dijamin profesinya.
           digunakan untuk dijadikan dasar   kerja dimana? Susah. Apalagi,
           penghitungan.                     Undang-Undang No. 13 Tahun        Refleksi pelaksanaan program
             Jadi, selain angka partisipasi   2003 tentang Ketenagakerjaan baru   Wajar 9 tahun dalam rangka
           juga akan dilihat fiscal capacity,   memperbolehkan seseorang bekerja   persiapan PMU?
           dan indeks kemiskinan sebagai     formal pada usia di atas 18 tahun.
           indikator penentu jumlah dana yang   Karena itu  dengan pelaksanaan    Persoalan ekonomi menjadi
           harus disiapkan oleh Pemerintah   program PMU diharapkan dapat      kendala pertama dalam pelaksanaan
           pusat. Sebagai  contoh, misalnya,   mengurangi gap tersebut dan     PMU. Bahkan persoalan ini
           untuk daerah NTT (Nusa Tenggara   mampu meningkatkan sumberdaya     menempati urutan pertama. Jadi,
           Timur) memiliki angka partisipasi   manusia melalui lulusan SMA, MA,   ada sekitar 65 persen  orang tua
           rendah, fiscal capacity rendah,   dan SMK yang jauh lebih berkualitas   tidak mau mengirimkan anaknya
           dan indeks kemiskinannya tinggi,   dari pada lulusan SMP.           ke sekolah karena alasan  ekonomi.
           maka harus ada program afirmasi.                                    Kedua, masalah bayar SPP
           Sehingga nantinya porsinya bukan   Pendidikan rendah penyebab       (sumbangan pembinaan pendidikan),
           50 persen Pemerintah pusat dan 50   menjadi pekerja informal?       dan ketiga, masalah biaya personal
           persen Pemerintah propinsi tetapi                                   yang harus disiapkan seperti untuk
           kemungkinan 80 persen yang akan      Bangsa Indonesia harus sepakat   pembelian seragam, sepatu, tas,
           disiapkan oleh Pemerintah pusat.  betul di semua lini (tingkatan)   transport, uang jajan, dan lain-lain.
                                             lapisan manapun juga harus berhenti   Berkaitan dengan persoalan
           Sedikit melihat kebelakang,       mengirim PLRT (peñata laksana     ketiga ini, ada kelompok masyarakat
           terhadap pelaksanaan Wajar 9      rumah tangga) sebagai istilah lunak   yang melihat anaknya sebagai
           tahun?                            untuk penyebutan pembantu rumah   asset ekonomi keluarga. Seperti,
                                             tangga. Karena PLRT itu adalah    misalnya, dia itu  bisa kerja, dan
             Kalau melihat APK (angka        tenaga kerja informal yang tidak   bisa mendatangkan uang. Maka
           partisipasi kasar) Wajar 9 tahun untuk   bisa dijamin profesinya apa, berapa   kelompok masyarakat inilah yang
           SMP  angka partisipasinya sudah   gajinya, bagaimana keselamatan dan   paling sulit diberi penjelasan. Karena
           mencapai 99 persen. Perlu diketahui,   keamanannya, semuanya tidak ada   kerangka berpikirnya, “Anak saya ini
           ada dua indikator angka partisipasi,   standarnya. Tetapi kalau bisa sedikit   bisa menghasilkan uang. Kalau saya
           yaitu  ada angka yang murni dan   ditingkatkan pendidikannya ke     menyekolahkan anak saya, tidak
           ada yang kasar. Kalau APM (angka   tingkatan menengah saja sudah ada   dapat uang, dan anak saya tidak bisa
           partisipasi murni) mengukurnya    standar profesinya yang dipenuhi.  bekerja.” Istilahnya opportunity cost.
           dengan menghitung jumlah anak        Baru-baru ini dari Semarang, Solo   “Enak saja nyuruh anak saya sekolah.
           usia tertentu dibagi dengan jumlah   sudah mengirimkan tenaga kerja   Saya dapat apa? Biar anak saya tidak
           penduduk usia tersebut.           formal ke Malaysia, saya ikut senang.   sekolah, saya dapat uang dengan




                                                                                                                                                                                                                                      1
                                                                                                                                                                                                                                      1



         1

         1                                                                                                                                                                                           | PARLEMENTARIA  |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 | 1
                                                                                                                                                                                                               ARIA ||
                                                                                                                                                                                                                           TH. XLII, 2012 ||
         1  | PARLEMENTARIA |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 |
                                                                                                                                                                                                     ||
                                                                                                                                                                                                                    Edisi 94
                                                                                                                                                                                                                    Edisi 94


                                                                                                                                                                                                                           TH. XLII, 2012
                                                                                                                                                                                                     P
                                                                                                                                                                                                      ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                      ARLEMENT


                                                                                                                                                                                                     P
                                                                                                                                                                                                               ARIA
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22