Page 47 - MAJALAH 126
P. 47
KIAT SEHAT
kit kronis (menahun), seperti: kanker
(otak, kepala dan leher, kulit, payudara,
prostat, hati, kolorektal), penyakit per
sarafan, kardiovaskuler, dsb.
3. Gulai
etelah berlebaran, banyak orang menikmati. Gulai dikenal sebagai kari khas Indone
takut sakit. Sebagian berpantang sia. Makanan tradisional khas nu santara
Smengonsumsi menu tertentu. 1. Opor Ayam ini memakai kayu manis se bagai salah
Faktanya, boleh saja tetap mengonsumsi Opor ayam adalah makanan tradisional satu bumbu pembuatan gulai. Menurut
makanan apapun, asalkan mengan dung khas Jawa Tengah dan Jawa Timur. Opor Ranasinghe P, dkk (2013), kayu manis
gizi seimbang dan jangan berlebihan. ayam lezat disantap bersama ketupat (Cinnamomum verum, C. zeylanicum)
Mengonsumsi roti dan kudapan ringan atau lontong. efektif sebagai antimikrobial (antibak
(snack) sebagai camilan boleh saja, asal teri, antivirus, antijamur), antiparasitik,
kan tidak sering. Prinsipnya sederhana. Dalam pengolahannya, opor ayam antioksidan, penurun gula darah, se
Hendaklah tidak makan sebelum lapar menggunakan kemiri (Aleurites moluc- rum kolesterol, dan tekanan darah.
dan berhenti makan sebelum kenyang. cana). Menurut Pedrosa RC, dkk (2002),
Jangan lupa berolahraga secara rutin kadar serum lipid (total kolesterol, Beberapa hal perlu diperhatikan saat
teratur. Misalnya: jogging, berlarilari, kolesterol LDL dan HDL, trigliserid) pengolahan gulai. Untuk menghindari
senam, bersepeda, dsb. Lakukan mini dan berat badan dapat diturunkan oleh bau tajam, rebuslah daging kam bing
mal 30 menit, 23 kali seminggu. kemiri. Riset yang dilakukan Locher CP, dengan daun jeruk purut dan laos.
dkk (1995) berhasil membuktikan bahwa Pakai lah santan encer, agar gulai kam
Bagi penderita asam urat (gout) dan ekstrak kemiri memiliki aktivitas anti bing aman dikonsumsi. Setelah menik
kolesterol, maka perlu membatasi bakteri, yaitu efektif membasmi bakteri mati gulai, hendaklah langsung minum
diri bila mengonsumsi: daging (sapi, Staphylococcus aureus dan Pseudomo- air putih hangat. Kemudian satu jam
rusa, kelinci, unggas, bebek), emping nas aeruginosa. sesudahnya meminum jeruk hangat. Ini
(melinjo), nanas, jeroan (otak, hati, gin untuk “melunturkan” lemak atau koles
jal), tape, teh, minuman beralkohol, bir, Opor ayam lebih sehat bila mengguna terol jahat.
kangkung, santan, kacangkacangan kan santan encer atau susu kedelai. Le
(kacang kedelai, Brazil, hazelnut, ka bih baik lagi satu jam setelah menikmati 4. Apel
cang tanah), ikan teri, sarden, tiram, opor ayam, langsung minum jus buah Buah apel (Malus
kerang, udang, cumicumi, kepiting, segar (tanpa gula) atau jeruk hangat. pumila Mill) ter
dan sea food lainnya. bukti efektif menu
2. Ketupat Sayur runkan kadar LDL
Adapun sajian sehat bagi penderita Ketupat sayur yang terkenal dan ba (kolesterol jahat), meningkatkan kadar
asam urat: sayuran (bayam, tauge, nyak disukai adalah yang berasal dari HDL (kolesterol baik), menjaga kesehat
jamur, asparagus, kembang kol, kubis, Betawi dan Padang. Bedanya, ketupat an gigi, mencegah penyakit jantung dan
ceri, buncis, selada, lobak, jagung, ken sayur Betawi berkuah santan encer, se stroke, melindungi tubuh dari virus in
tang, dan wortel), buahbuahan (apel, dangkan ketupat sayur Padang santan fluenza, mencegah kanker usus, menye
anggur, pisang, nangka, jeruk, melon), nya kental. hatkan (saraf, paruparu, jantung, otak,
keju, dan pasta yang dibuat dengan mata), memperlambat pertumbuhan
telur, nasi, susu, kopi, coklat. Perbanyak Ketupat (katupe) sayur Padang berkuah selsel kanker hati pada manusia.
minum air putih. kuning karena menggunakan kunyit.
Kunyit (turmeric) mengandung bera Untuk mengatasi asam urat, minum
Berikut ini dikemukakan gam fitokimiawi, salah satunya cur- lah jus apel. Caranya: blender apel (150
beragam sajian nikmat cumin. Curcumin terbukti mampu gram), air matang (150 ml), dan es batu
namun sehat setelah menekan munculnya tumor. Curcumin (60 g) hingga lembut. Tuanglah dalam
berlebaran. Selamat juga mampu mengatasi beragam penya gelas saji. Minum selagi dingin. Untuk
PARLEMENTARIA EDISI 126 TH. XLV, 2015 47