Page 37 - MAJALAH 169
P. 37

PROFIL






            menganjurkan wanita lain untuk mengikuti   belakang keluarga besar saya, meskipun   masalah Ketenagakerjaan, Kesehatan,
            jejaknya menjalani pernikahan dini.  ketika itu saya yakin kualitas saya tidak   Transmigrasi dan Kependudukan.
                                              kalah dengan calon lainnya. Jadi saat itu    Selain sangat vokal
            Mulai Organisasi Dari Menulis     saya memilih untuk menjadi konsultan,   memperjuangkan hak-hak kesehatan
                Seolah masih banyak energi dalam   sekaligus penulis di beberapa media   masyarakat, Ninik pun beberapa kali
            dirinya yang belum tersalurkan, Ninik yang   massa nasional,” ujar Ninik.  ikut membantu berbagai permasalahan
            mendapat kebebasan dari sang suami itu    Terus menerus mendapat tawaran   yang dialami oleh TKI (tenaga kerja
            memilih mengikuti berbagai organisasi.   untuk masuk dalam politik praktis,   Indonesia) di luar negeri. Salah satunya
            Ia mengawali kiprahnya dengan     akhirnya pertahanannya pun luluh juga.   keberhasilannya memulangkan TKI
            menyalurkan hobi menulisnya. Pasalnya   Terutama ketika Cak Imin (Muhaimin   bermasalah asal Banyuwangi dari
            saat dibangku sekolah (di pondok   Iskandar) yang tak lain adalah Ketua   Singapura, yakni Lisa Dewi Ayusari, Siti
            pesantren) ia pernah menjuarai lomba   Umum PKB meminta secara pribadi Ninik   Nurrohmah, Susiana, dan Berta Andriani,
            menulis karya tulis serta lomba pidato.   untuk bergabung dalam partai yang   juga kasus kekerasan yang dialami oleh
            Baginya dengan menulis itu memaksanya   dipimpinnya. Setelah mendapat restu   TKW asal Banyuwangi, Asiyah oleh
            untuk terus membaca. Tak heran jika hobi   kedua orangtua dan keluarga besarnya,   majikannya di Malaysia. Tak berlebihan
            inilah yang kemudian ditekuninya saat   dengan mengucap Bismillah akhirnya   jika ia kemudian ditugaskan menjadi
            dibangku kuliah. Ia bergabung dalam pers   Ninik pun mengamini tawaran tersebut.   Komandan Satgas TKI oleh partainya.
            kampus, dan menjadi pengurus ARENA,   Ia tak lagi diminta menjadi Caleg DPRD    Dinilai berhasil sebagai anggota
            majalah kampus.                   Kabupaten, melainkan langsung DPR RI.  Komisi IX DPR RI, Ninik pun mendapat
                Tidak hanya itu, Ninik pun aktif    “Saya berpikir, orangtua dan   tantangan baru dari fraksinya. Ia terkena
            di salah satu NGO (Non-Government   keluarga besar saya yang mendorong   rotasi alias pindah Komisi. Awal tahun
            Organization), termasuk di NGO    saya masuk ke panggung politik, jikapun   2018 lalu ia tidak lagi menduduki
            internasional. Bahkan Ninik pun masuk   terjadi sesuatu maka keluargalah yang   Komisi IX DPR, melainkan Komisi II DPR
            dalam LSM perempuan, termasuk aktif di   akan menangkap dan menopang saya,”   RI. Di sini ia tak lagi sebagai anggota,
            Fatayat NU yang merupakan organisasi   ucapnya.                    melainkan ikut memimpin Komisi yang
            sayap PBNU. Saat itu tidak terpikir olehnya    Singkat cerita, dengan berbekal   membidangi Pemerintahan Dalam Negeri
            untuk masuk dalam politik praktis dalam   nama besar keluarganya, jaringan yang   dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara
            negeri. Tawaran untuk masuk dalam politik   dimiliki serta pengalaman organisatoris   dan Reformasi Birokrasi, Pertanahan dan
            praktis datang di tahun 2008 silam. Tidak   serta yang utama adalah kemampuan   Kepemiluan. Ninik menggantikan rekan
            tanggung-tanggung tiga partai sekaligus   dirinya, dalam pemilihan legislatif (pileg)   separtainya Lukman Edy yang ketika itu
            berusaha meminangnya untuk menjadi   tahun 2014 lalu ia berhasil meraih suara   maju menjadi calon Gubernur Riau.
            kadernya. Ia ditawari untuk menjadi caleg   terbanyak. Ia pun berhasil melenggang   “Menjadi satu-satunya pemimpin
            DPRD Kabupaten di Jawa Timur. Padahal   ke Senayan dengan menjadi anggota   wanita di Komisi II yang cukup dinamis
            ketika itu posisinya masih ada di Amerika.  DPR RI masa bakti 2014 – 2019. Di   menjadi sebuah tantangan tersendiri
               “Saat itu saya menolak, karena saya   DPR RI, awalnya Ninik dipercaya   bagi saya. Tentunya dengan kemampuan
            tidak ingin orang memilih saya karena latar   menduduki Komisi IX yang membidangi   saya ditambah dengan sisi feminisme
                                                                               saya mencoba bekerjasama dengan baik,
                                                                               baik dengan pemimpin lainnya, maupun
                                                                               dengan anggota Komisi dua lainnya,”
                                                                               tegasnya.
                                                                                   Atas kinerjanya yang terbilang
                                                                               cukup berhasil tersebut, Nihayatul
                                                                               Wafiroh terpilih menjadi salah satu
                                                                               dari delapan legislator terbaik Tahun
                                                                               2018 versi Panggung Indonesia (PI).
                                                                               Dikutip dari berbagai laman, Ninik
                                                                               terpilih karena menenuhi tiga kriteria.
                                                                               Pertama, tidak diduga terlibat korupsi.
                                                                               Kedua, frekuensi kehadiran yang
                                                                               tinggi dalam setiap rapat DPR baik
                                                                               di Komisi maupun alat kelengkapan
                                                                               DPR lainnya. Ketiga, aspiratif atau
                                                                               rajin turun ke konstituen. Dalam Pileg
                                                                               bulan April 2019 mendatang, untuk
                                                                               kedua kalinya Ninik mencalonkan diri
                                                                               menjadi anggota legislatif. Ia berharap
                                                                               terus mendapat kepercayaan dari
                                                                               masyarakat yang diwakilinya, pasalnya
                                                                               masih banyak PR (Pekerjaan Rumah)
                                                                               yang harus dilakukannya untuk terus
                                                                               memperjuangkan nasib masyarakat luas
            Nihayatul Wafiroh saat memimpin Rapat Komisi II DPR RI. FOTO: ARIF/JK  terutama di Dapilnya.    AYU/ES

                                                                           EDISI 169     TH. 2019  PARLEMENTARIA 37
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42