Page 71 - MAJALAH 84
P. 71
Warapi, jangan pakai celana belel dan “Rasanya untuk menghilangkan Sejenak Priyo menghentikan uca-
jangan pakai sandal. baju belel ini kok susah banget,” sam- pannya, sambil tersenyum mendengar
“Kalau ada tamu Parlemen As- bung Priyo. celetukan wartawan mengomentari
ing atau Duta besar yang berkunjung Menyeletuklah salah satu baju belel yang sering dikenakan para
ke kantor Dewan kadang saya nggak wartawan yang duduk di belakang :” insan pers tersebut. Mungkin Priyo
enak melihatnya,” kata Priyo. Pak Priyo gimana nggak belel yang berpikir : Duh …….. membuat aturan
“Saya bukan meminta rekan- kita pakai, buat makan saja kita susah, berpakaian rapi bagi wartawan saja
rekan berpakaian bagus, tapi berpa- masih untung kita pakai celana, apa- kok begitu sulitnya.
kaianlah yang rapi, janganlah pakai lagi buat beli sepatu,” kata wartawan Dasar wartawan, begitu pandai-
celana belel dan kaos oblong,” tam- tersebut diringi gelak tawa teman-te- nya dia ngeles dengan mengatakan
bah Priyo. man nya. “buat makan saja susah”, padahal
mungkin dia keberatan meninggalkan
celana jeans belel kesayangannya.
Terdengar komentar wartawan
senior yang sehari-hari dia memang
suka berpakaian rapi :” emang susah
ngatur wartawan itu, mendingan juga
ngatur anak-anak SD, nggak banyak
protes,’ katanya mengomentari te-
man-temannya.
Panitia penyelenggara yang
mendengar komentar wartawan tadi
tersenyum geli dibuatnya. “Wah……..
ternyata sesama teman sendiri me-
reka juga kesal melihat betapa sulit-
nya mengatur mereka.
Mungkin Pak Priyo perlu ber-
besar hati, ternyata masih banyak
wartawan-wartawan lain yang setuju
dengan aturan untuk berpakaian rapi.
Kita pasti ingat kebersihan dan kera-
pihan itu sebagian dari iman. (tt)
Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso saat dikelilingi oleh para wartawan
71
70 | PARLEMENTARIA | Edisi 84 TH. XLII, 2011 | 71
ARIA |
70 | PARLEMENTARIA | Edisi 84 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA | Edisi 84 TH. XLII, 2011 |
TH. XLII, 201 |
|
Edisi 84
1
P
ARLEMENT