Page 54 - MAJALAH 144
P. 54
SETAHUN DPR RI
“Menutup 2016, Menyongsong 2017”
“What does this mean to me?”
“What do I want to have be true about it?”
“What’s the next step required to make that happen?”
These are the corner-stone questions we must answer, at somepoint, about everything.
This thinking, and the tools that support it, will serve you in ways you may not yet imagine.
David Allen (Getting Things Done, 2016: 253)
ahun 2016 merupakan dan 14 (empat belas) RUU dalam proses
tahun penuh tantangan dan penyusunan (data per 12 Oktober
dinamika di DPR RI. Persis 2016).
Tseperti ramalan bahwa pada Kekurang-pahaman tersebut,
tahun monyet api ini apapun bisa sering kali menghasilkan kesimpulan
terjadi, mulai dari pergolakan politik, yang gegabah, seperti citra kinerja
demo sampai tindakan diskriminatif. DPR RI di sektor legislasi masih saja
Namun demikian, DPR RI tetap mampu dinilai ‘buruk.’ Nah, ini juga mudah
mengemban fungsinya dengan baik. terbantahkan karena kepuasan publik
Dalam tulisan pendek ini, ada 2 (dua) foto : Jayadi/iw terhadap kinerja DPR RI naik dari
hal yang coba diangkat, yaitu: fungsi 29.2% pada Oktober 2015 menjadi
legislasi dan tingkat kepercayaan Reni Suwarso, Ph.D 41.9% pada Agustus 2016. Sedangkan
publik terhadap kinerja Dewan. penilaian publik terhadap fungsi DPR
Sebelum melakukan evaluasi RI (pembuatan UU, anggaran dan
fungsi legislasi perlu dipahami bahwa pengawasan) relatif lebih banyak yang
tantangan dan dinamika politik mengatakan ‘baik’ dibandingkan yang
proses legislasi DPR RI periode mengatakan ‘buruk.’ Tetapi, sayangnya
Reformasi 1998 sangat tinggi. Tidak memang publik masih kurang percaya
ada jaminan bahwa RUU yang sudah kepada DPR RI karena DPR RI berada
masuk Prolegnas; memiliki Naskah Tidak ada jaminan diurutan paling buncit di tangga ‘tingkat
Akademik (NA) dan Naskah RUU, bahwa RUU yang sudah kepercayaan publik kepada 13 Lembaga
bisa segera diketuk palu untuk masuk Prolegnas; Negara.’ Ini merupakan hasil survey CSIS
pengesahan. Pertama, karena proses pada 8 - 15 Agustus 2016 terhadap 1.000
nya panjang, harus melalui berbagai memiliki Naskah orang responden, melalui wawancara
tahapan, mulai dari perencanaan, Akademik (NA) dan tatap muka menggunakan kuisioner
pen y usunan, pembahas an, Naskah RUU, bisa terstruktur.
pengesahan dan pengundangan. Tentu masih banyak yang perlu
Kedua, karena proses nya lama, harus segera diketuk palu ditingkatkan oleh DPR RI. Apakah
mendengarkan beragam pendapat untuk pengesahan. hasilnya akan menjadi lebih baik dari
dari beragam unsur. Seringkali pada tahun 2016? Jawabannya tentu
pendapat-pendapat tersebut saling menunggu akhir tahun 2017. Namun,
bertentangan, sehingga perdebatan apapun yang terjadi, hasil evaluasi
yang terjadi menjadi lama. Padahal, mengevaluasi fungsi legislasi Dewan tahun 2016 dan kerja keras semua unsur
sebelum melanjutkan kedalam tahap hanya dengan bertanya: ‘berapa mungkin saja menghasilkan prestasi luar
berikutnya, tahap sebelumnya harus jumlah RUU yang sudah menjadi biasa di tahun depan. Siapa tahu seperti
mendapatkan persetujuan dari UU?’ Tetapi, harus pula menghitung David Allen sampaikan - This thinking,
mayoritas fraksi yang ada, juga masih RUU yang dibahas di tiap tahapan. and the tools that support it, will serve
harus mendapatkan persetujuan Tercatat ada 7 (tujuh) RUU disetujui you in ways you may not yet imagine.
dari pihak eksekutif, belum lagi menjadi UU, 1 (satu) RUU dalam
harus mendengarkan aspirasi proses harmonisasi, ada 10 (sepuluh)
dan tanggapan dari masyarakat. prolegnas perubahan, 11 (sebelas) RUU Direktur Center for Election and
Jadi zaman sekarang, tidak bisa dalam proses pembicaraan tingkat I Political Party, Universitas Indonesia
54 l PARLEMENTARIA l EDISI 144 TH. XLVI - 2016