Page 70 - MAJALAH 144
P. 70
PROFIL
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI
Politisi Religius dan Sederhana
erdarah Minang, lahir mungil memecah ketegangan di RS.
di Jakarta, tapi besar di St. Carolus, Salemba, Jakarta Pusat.
Bandung. Dua kota besar Tahmid dan takbir tiada henti
Bini menyimpan kenangan terucap sebagai tanda syukur. Hari
Sosoknya tenang dan berharga dalam hidup Inas. Ia itu, kalender yang tergantung di
sederhana. Tuturnya senang berbagi cerita tentang masa dinding menunjukkan 23 September
kecilnya di Bandung. Kenangan
1959. Bayi berjenis kelamin laki-laki
juga lembut. Ketika membangun usaha mandiri juga itu kemudian diberi nama Inas
Parlementaria menemuinya jadi bagian kisahnya di masa muda. Nasrullah Zubir. Kehadiran Inas
di tengah kesibukan, ia Inas mewarisi ayahnya sebagai kecil sangat membahagiakan.
menyapa dengan ramah. usahawan dan pedagang yang Setelah kelahiran Inas, masih ada
Inilah pria Minang yang mandiri. dua adiknya yang lahir kemudian.
Jadi, Inas adalah anak kesembilan
besar di Kota Bandung. Inas Masa Kecil di Bandung dari sebelas bersaudara. Inas kecil
Nasrullah Zubir politisi Jakarta, awal 1960-an. Kota tumbuh di tengah keluarga religius
Partai Hanura yang kini masih sepi dan belum seramai dan pekerja keras. Ayah dan ibunya
menjabat sebagai Wakil sekarang. Jalan-jalan juga relatif ketika itu masih membuka usaha
Ketua Komisi VI DPR RI. lengang, tak separah kemacetan rumah makan Padang di kawasan
kini. Sebuah keluarga Minang di Salemba, Jakarta Pusat. Karena
Ibu Kota sedang tekun menjalani melihat persaingan usaha yang
usaha rumah makannya. Adalah tidak kondusif lagi, akhirnya sang
usaha rumah makannya. Adalah
sepasang insan Zubir Zakaria
sepasang insan Zubir Zakaria ayah memboyong keluarganya
pria asal Pariaman dan istrinya hijrah ke Bandung.
pria asal Pariaman dan istrinya
Nurma Yusuf dari Bukit Tinggi,
Nurma Yusuf dari Bukit Tinggi, Hanya sekitar satu tahun Inas
tinggal di kawasan Kwitang, Jakara
tinggal di kawasan Kwitang, Jakara kecil tinggal di Jakarta. Di Kota
Pusat. Keduanya gigih menghidupi Kembang itu, sang ayah kembali
Pusat. Keduanya gigih menghidupi
keluarga dengan berdagang. membuka usaha rumah makan. Di
keluarga dengan berdagang.
Saat yang sama sang istri Bandung persaingan usaha rumah
Saat yang sama sang istri
juga sedang mengandung anak
juga sedang mengandung anak makan tidak seketat di Jakarta.
kesembilannya. Hari persalinan
kesembilannya. Hari persalinan Ayahnya kemudian membuka
pun tiba. Seketika tangis bayi Rumah Makan “Hidangan Indonesia”
pun tiba. Seketika tangis bayi
di kawasan Jalan Tamblong No.36
Bandung. Inilah rumah makan
Padang pertama yang berdiri di
Hidup di lingkungan berkultur
Sunda, membuat Inas kecil
lebih mengenal budaya
foto : Runi/iw foto : Runi/iw foto : Runi/iw Inas Nasrullah Zubir budaya dan bahasa Minang.
dan bahasa Sunda daripada
70 l PARLEMENTARIA l EDISI 144 TH. XLVI - 2016

