Page 35 - MAJALAH 137
P. 35

Mencermati masih  lemahnya     memahami hukum syariah, 2 orang   ada keberanian pemerintah dan DPR
            diplomasi  penyelenggaraan  ibadah   menejer, 1 orang keuangan, dan 1 orang   RI untuk memisahkan antara operator,
            haji selama ini dalam  peyelenggaraan   lagi ahli hukum,” tambah Anda.  regulator dan pengawas haji. Apalagi
            ibadah haji tersebut, khususnya terkait   Biaya Penyelenggaraan ibadah haji   ada keterlibatan dana APBN dan
            operator, regulator, dan penga wa-  secara resmi Rp 34.641 juta, tapi seluruh   APBD dalam pelaksanaan haji itu.
            san  yang  masih  menjadi  satu  di   biaya yang ditanggung mencapai Rp 64   Mestinya ada laporan keuangan haji
            Kementerian Agama (Kemenag RI),   juta. Kekurangan tersebut berasal dari   setiap tahunnya kepada jamaah haji.
            Komisi VIII DPR RI mengusulkan RUU   dana optimalisasi haji yang mencapai   Baik yang belum maupun sesudah
            Penyelenggaraan Ibadah Haji dan   Rp 3,9 triliun, yang berasal dari bunga   berangkat haji. Bayangkan kalau dalam
            Umroh. RUU ini sebagai revisi terhadap   dana jamaah haji. “Memang biaya haji   setahun jamaah daftar tunggu (waiting
            UU Nomor 13 Tahun 2008 tentang Haji.  itu ada yang bersifat langsung dan tidak   list) haji itu sampai 3 juta orang,
               RUU ini diajukan untuk menyem-  langsung, sebelum, sedang dan setelah   berapa uang yang tersimpan?” kata Ade
            purnakan sistem dan manajemen     pemberangkatan haji,” pungkasnya.  mempertanyakan.
            penyelenggaraan ibadah haji agar     Sementara itu,  Ketua Umum        Sedangkan menurut Samidin
            pelaksanaan ibadah haji dan umrah   Rabithah Haji Indonesia, H. Ade   Nashir, ibadah haji itu merupakan tugas
            berjalan aman, tertib, lancar serta   Marfuddin mengakui jika pemerintah   nasional, yang melibatkan berbagai
            memberikan jaminan kepastian hukum   selama ini kurang berpihak kepada   bidang, aspek, dan melibatkan ratusan
            bagi jamaah yang menunaikan ibadah   jamaah haji, maka wajar jika   ribu jamaah haji, maka harus dengan
            haji dan umrah.                   sebelumnya ada UU Nomor 17 tahun   menejemen yang profesional. Sebab,
               RUU PenyelenggaraaN Ibadah Haji   1999,  disusul  UU  Nomor 13 tahun   ibadah haji ini ibarat pemindahan
            dan Umroh ini akan diputuskan di   2008 tentang Haji, dan kini ada usulan   logistik, sehingga harus benar-benar
            Paripurna DPR RI pada  Masa Sidang  ke   RUU yang akan memisahkan antara   cermat, kompetensi tinggi, standar
            V Tahun Sidang 2015-2016  mendatang.
            “Kalau disetujui dan disahkan menjadi
            RUU inisiatif DPR RI, diharapkan antara
            regulator, operator dan pengawasan
            tersebut bisa berjalan dengan baik, dan
            profesional. Hanya saja pemerintah      Kalau RUU ini tidak
            seperti tidak siap dengan pelaksanaan    direspon berarti
            RUU ini,” tegas anggota Komisi VIII
            DPR RI H. Anda dalam diskusi forum       pemerintah tidak
            legislasi ‘RUU Penyelenggaraan Ibadah   memiliki keberpihakan
            Haji dan Umroh’ bersama Sekjen
            Ikatan Persaudaraan  Ibadah Haji     kepada umat Islam untuk                                         foto: jaka/iw
            (IPHI) H. Samidin Nashir, dan Ketua     menyelenggarakan
            Umum Rabithah Haji Indonesia, H. Ade    haji yang baik dan
            Marfuddin di Gedung DPR RI Jakarta,
            Mei lalu.                                  profesional.
               Ketidaksiapan pemerintah diduga                                  Anggota Komisi VIII DPR RI H. Anda
            karena  pengelolaan  keuangan  haji
            itu mencapai triliunan rupiah. Dalam
            laporan haji tahun 2015 lalu sebesar Rp   regulator, operator, pengawas haji dan   operasional (SOP) yang jelas, dan semua
            9 triliun, namun realisasinya menjadi Rp   umroh. Persoalannya Komisi Pengawas   harus dilakukan dengan persiapan
            10.150 triliun. Sehingga ada kelebihan   Haji Indonesia (KPHI) yang ada saja   yang matang.
            Rp 1.150 triliun. “Laporannya belum   belum dijalankan, berarti Kemenag RI   Selaku Ketua Badan Pengawas Haji
            selesai, tapi tetap membahas RUU ini   memang tidak siap.           Indonesia (BPHI) menggantikan alm.
            secara paralel. Untuk itu, kalau RUU   Bahkan Badan Pengelolaan Keua-  Slamet Effendy Yusuf, Samidin Nashir,
            ini tidak direspon berarti pemerintah   ngan Haji Indonesia (BPKHI) kata Ade,   menjelaskan bahwa BPKHI tersebut
            tidak memiliki keberpihakan kepada   malah terlambat sampai sekarang   juga  belum jalan.  Namun  demikian
            umat Islam untuk menyelenggarakan   belum dibentuk, sesuai dengan   dia pesimis jika penyelenggara haji,
            haji yang baik dan profesional,” ujar   UU Nomor 24 tahun 2013 tentang   keuangannya harus menunggu
            politisi Gerindra dari Dapil Banten itu.  BPKHI. Padahal, menurut Anggito   pencairannya dari BPKHI. Mengapa?
               Dengan RUU ini kata Anda, ma-  Abimanyu (mantan Dirjen Haji dan   Karena dalam prakteknya, koordinasi
            ka Kemenag RI akan menjadi re-    Umroh) Kemenag RI, keterlambatan   keuangan itu sulit, maka birokrasi
            gulator (pembuat kebijakan), ope-  pembentukan BPKHI itu berarti dzolim.   dan prosedur keuangan itu jangan
            rator dilakukan oleh BPHI (Badan   “Jadi, tak ada keadilan dalam mengelola   sampai  membuat  pelaksanaan  haji
            Penyelenggara Ibadah Haji) dan sebagai   dana optimalisasi haji yang jumlahnya   terlambat. “Jadi, jangan sampai akibat
            pengawas adalah Majelis Amanah Haji   mencapai Rp 80 triliun itu,” tegas Ade.  prosedur dan birokrasi keuangan,
            (MAH). “Anggota MAH ini terdiri dari   Untuk itu pengajar UIN Syahid   maka pelaksanaan haji itu terlambat,”
            unsur 3  orang dari kementerian yang   Ciputat Jakarta itu, meminta harus   pungkasnya. n             (sc)



                                                                         PARLEMENTARIA l  EDISI 137 TH. XLVI - 2016  l  35
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40