Page 53 - Stabilitas Edisi 211 Tahun 2025
P. 53
antangan makroekonomi baik
global dan domestik menjadi
perhatian serius semua
Tpelaku industri keuangan di
Tanah Air. Perkembangan terkini terkait
penurunan bunga acuan yang terjadi
awal tahun ini menambah deretan isu
yang harus dimitigasi para pengambil
keputusan.
Bagi industri pembiayaan semua
hal itu akan menambah daftar ganjalan
bisnis yang sudah dihadapi pelaku
industri sejak tahun lalu. Bahkan
fenomena turunnya daya beli dan
berkurangnya tabungan masyarakat telah
cukup membuat bisnis leasing kendaraan
goyah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah
mewanti-wanti industri, fenomena ini
akan memberi dampak kepada industri
multifinance, terutama karena berpotensi
melemahkan daya bayar para debitur. Obligasi pasti ada di 2025. Target sekitar Rp2
Otoritas mengimbau multifinance
untuk terus menerus menjaga tingkat triliun, kita bagi dua. Semester satu sebesar
pembiayaan macet (NPF )dalam rentang Rp1 triliun dan di semester kedua sebesar
yang memadai atau sesuai ketentuan Rp1 triliun. Kita melihat kondisi market
yang berlaku.
Meski demikian, regulator jasa seperti apa.
keuangan ini tetap menaruh kepercayaan
bahwa penyaluran pembiayaan
multifinance di masa mendatang dapat Djaja Suryanto Sutandar, Presiden Direktur WOM Finance
terus bertumbuh. Sedangkan pada 2024,
OJK membidik piutang pembiayaan
multifinance mampu tumbuh 10 persen
sampai dengan 12 persen. sebelumnya yaitu hingga Agustus 2024, mendatang. Keyakinan kian kuat lantaran
Harus diakui, untuk mencapainya pertumbuhaannya masih 10,18 persen. pertumbuhan ekonomi di Tanah Air
tidak mudah. Apalagi dalam realisasinya, Untuk tahun ini, sepertinya pelaku diperkirakan stabil di 2024 dan 2025.
berdasarkan data OJK, piutang industri tidak berani muluk-muluk Bahkan, Indonesia terbantu dengan
pembiayaan dari multifinance baru dalam menetapkan terget pertumbuhan turunnya suku bunga global, stabilitas
mencapai Rp501,78 triliun sampai pembiayaan. Asosiasi Perusahaan usai Pilpres dan Pilkada, serta harga
dengan September 2024. Angka ini Pembiayaan Indonesia (APPI) hanya komoditas yang stabil.
hanya mengalami pertumbuhan dalam berani membidik pertumbuhan di kisaran Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno
kisaran single digit sebesar 9,39 persen 8-10 persen pada tahun ini. menyebutkan pemerintahan saat ini
secara tahunan (year on year/yoy). Hal itu sudah memperhitungkan memiliki aspirasi yang tinggi dengan
Meski data terakhir hingga akhir keinginan dari Pemerintah Prabowo pertumbuhan PDB sebesar delapan
2024 belum terungkap, OJK menyiratkan Subianto yang menargetkan persen. Sinyal positif juga muncul usai
optimisme bahwa multifinance akan pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu Pemerintahan Prabowo menggencarkan
bisa mencapai pertumbuhan di kisaran mencapai 8 persen. Pertumbuhan program pemerintah baru seperti
10 persen. Mengutip data OJK, piutang yang terbilang tinggi itu bukan tidak keberlanjutan IKN, makan bergizi gratis,
pembiayaan tumbuh sebesar 9,39 mungkin memberikan dampak positif dan lain-lain. Selain itu, banyak investor
persen yoy pada September 2024 terhadap pertumbuhan penyaluran dan lembaga internasional tetap percaya
menjadi Rp501,78 triliun. Pada sebulan pembiayaan multifinance di masa defisit APBN di bawah tiga persen
www.stabilitas.id Edisi 211 / 2025 / Th.XX 53

